Bhabinkamtibmas Desa Sempan Bripka Nomo Pratomo, Sang Penggagas Sedekah Sampah

Bhabinkamtibmas Desa Sempan Bripka Nomo Pratomo, Sang Penggagas Sedekah Sampah

Bhabinkamtibmas Desa Sempan Bripka Nomo Pratomo saat mengambil sampah. Anggota Polri Polsek Pemali menggalang sedekah sampah layak jual untuk membantu sesama.-TRI HARMOKO/BABEL POS-

Sudah Ribuan Bantuan Diberikan dari GIS Sampah

 

BERBUAT baik tanpa perlu berpikir soal imbalan memang tak mudah, tapi siapa sangka kerelaan membantu sesama akan menuai berkah. Hanya lewat sedekah sampah saja awalnya, malah menjadi ladang amal. Tak disangka sedekah sampah memantik banyak pihak bersuka cita, melahirkan sedekah ragam rupa, hingga akhirnya membantu banyak warga.

 

TRI HARMOKO, Kabupaten Bangka

 

Upaya merintis sedekah lewat sampah ini dilakukan anggota Polri dari Polsek Pemali, Polres Bangka, Polda Kepulauan Bangka Belitung, Bripka Nomo Pratomo. Pria berusia 36 tahun ini bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Sempan, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka. 

Melalui Gerakan Infaq dan Sedekah (GIS) sampah, pria yang akrab disapa Nomo ini berkolaborasi dengan pengelola Masjid Al Bina Desa Sempan yang berada di tepi hutan Desa Sempan. Keinginannya satu, lewat GIS sampah dapat membantu sesama dan mendekatkannya sebagai seorang anggota Polri dengan masyarakat.

 

Sampah-sampah yang dikumpulkan merupakan barang bekas yang masih bisa dijual seperti plastik, besi, aluminium dan lainnya. Usahanya tak gampang, awalnya ada saja yang mencibir karena dianggap pekerjaan sia-sia, bahkan sempat dituding ia mau cari untung. Bripka Nomo memulai GIS sampah dari gerakan kecil dengan mengumpulkan sampah rumahan dan diikuti beberapa orang saja.

 

“Awal ada yang tanya kenapa ambil botol-botol, sampah-sampah. Kemudian kami bilang untuk sedekah. Lalu dari beberapa orang yang bertanya mereka bilang mau juga ikut bantu,” sebut Nomo Pratomo ditemui Babel Pos di Basecamp GIS sampah Desa Sempan,Selasa (13/6).

 

Program GIS sampah kemudian menular, dari beberapa orang yang ikhlas memungut sampah tanpa upah menjadi gerakan lintas komunitas dan instansi. Sampah yang dikumpulkan warga tersebut lalu diambil tiap hari Jumat menggunakan mobil. Khusus sampah yang diambil ke rumah warga awalnya ada mobil dari rekan sesama komunitas GIS sampah namun kemudian Nomo memutuskan untuk meminjam mobil pikap milik mertua guna menjemput sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: