Menguasai Bahasa Asing, Pentingkah?

Menguasai Bahasa Asing, Pentingkah?

--

oleh Suwito, S.I.Kom.
Guru Bahasa Mandarin

    SETELAH dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, sektor pariwisata yang sempat terdampak akibat pandemi covid-19, kembali bangkit. Wisatawan mulai berdatangan untuk menikmati pariwisata di berbagai daerah di Indonesia.
    Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga memprioritaskan pariwisatanya juga kembali mempromosikan daya tarik Serumpun Sebalai. Februari 2023 lalu, sejumlah wisatawan dari Australia dan Selandia Baru singgah ke Mentok, Bangka Barat untuk menapak tilas tragedi Perang Dunia II.
    Kunjungan rutin wisatawan asing tersebut ke Mentok menjadi salah satu momen untuk menunjukkan eksistensi pariwisatanya. Saat itu, kebutuhan akan pemandu wisata lokal yang dapat menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris gencar dicari. Para pemberi layanan wisata kembali dituntut untuk dapat berbahasa Inggris. Namun, bagaimana penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasional masyarakat Bangka Belitung?
    Dalam kurikulum pendidikan nasional, pembelajaran Bahasa Inggris dijenjang SMP sederajat dan SMA/SMK sederajat sudah diterapkan. Beberapa sekolah bahkan memuatkan pembelajaran bahasa asing lainnya seperti Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, Bahasa Jepang, dan sebagainya.
    Bahkan, pembelajaran bahasa asing ini sudah diajarkan kepada peserta didik tingkat SD. Lembaga kursus bahasa asing juga sudah bermunculan. Namun, tampaknya kemampuan berbahasa asing generasi muda terutama di Bangka Belitung masih perlu terus dibenahi.
    Melansir data yang dipublikasikan oleh English First, indeks penguasaan bahasa Inggris masyarakat Indonesia pada 2022 menempati posisi 81 dari 111 negara. Menurut data tersebut, masyarakat Indonesia memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup rendah. Dari sumber yang sama, Jawa Timur menempati posisi pertama sebagai daerah di Indonesia dengan penguasaan tertinggi bahasa internasional itu, diikuti DKI Jakarta dan Kalimantan Timur.
    Lalu, di mana posisi Kepulauan Bangka Belitung? Berdasarkan tes kemampuan bahasa Inggris yang dilakukan oleh situs English First ini, penguasaan bahasa Inggris Bangka Belitung masuk di bawah rata-rata, tepatnya di bawah urutan 20. Artinya, kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Bangka Belitung perlu ditingkatkan lagi. Perlukah masyarakat Bangka Belitung memperdalam bahasa asing seperti bahasa Inggris?
    “Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” begitulah slogan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Beberapa pandangan menyatakan, “Untuk apa belajar bahasa asing? Belajar bahasa asing adalah sikap tidak mencintai Bahasa Indonesia?” Pandangan ini perlu dikoreksi.
    Tanpa melupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia dan melemahkan bahasa daerah sebagai jati diri, penguasaan bahasa asing juga tidak boleh diabaikan di era globalisasi saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta mobilisasi antarnegara yang kian leluasa membuka jaringan pertemanan antarnegara menjadi makin lebar.
    Keberadaan Indonesia sebagai warga dunia yang banyak menjalin relasi internasional juga membuka peluang investasi antarnegara terjadi. Jika dalam hubungan internasional kita tidak menggunakan bahasa internasional, berada di manakah posisi kita?
    Menyinggung kembali tetntang sektor wisata yang diandalkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kita berkaca pada ketersediaan sumber daya manusia lokal Bangka Belitung sebagai pelaku utama pada sektor wisata. Sejak 2019, Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Belitung, ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan menjadi sepuluh destinasi wisata utama di Indonesia.
    Kabar gembira ini sempat membuat bangga masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai daerah yang mulai dikunjungi banyak wisatawan dalam bahkan luar negeri, perekonomian masyarakat juga dapat disejahterahkan. Kebutuhan orang lokal yang dapat berbahasa asing, seperti bahasa Inggris, sangat dinanti untuk memajukan negeri Serumpun Sebalai ini.
    Pada tahun 2022 yang lalu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali berupaya untuk mewujudkan KEK di Tanjung Gunung, Kabupaten Bangka Tengah. Tidak hanya kawasan dan daya tarik wisata lainnya yang perlu kita siapkan dengan baik, tetapi juga potensi sumber manusia dari masyarakat lokal perlu kita siapkan. Salah satu kemampuan utama untuk menyambut kunjungan wisatawan, terutama dari luar negeri, ialah kemampuan berbahasa asing.
    Tak hanya sektor wisata, proyek pembangunan objek vital negara di beberapa kabupaten di Kepulauan Bangka Belitung seperti PLTN dan pelabuhan bongkar muat juga sedang pada tahap mengundang investasi dari luar negeri. Pada proyek pembangunan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara yang menghubungkan Jakarta–Bandung, keterlibatan investor dari Tiongkok membuka banyak peluang karier bagi generasi muda terutama sebagai penerjemah dan pekerja yang dapat berbahasa asing, Inggris dan Mandarin. Bahkan, banyak mahasiswa dari jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin yang dapat bekerja magang di perusahaan pembangunan proyek yang akan selesai pada Juni 2023 tersebut.
    Jika banyak investasi dari negara lain dilakukan di Bangka Belitung, siapkah generasi muda lokal ikut andil menjadi sumber daya utama? Lagi-lagi, kemampuan berbahasa asing menjadi penting sebagai bekal masyakarat Bangka Belitung untuk tidak hanya menjadi penonton di tengah pembangunan dan geliat perekonomian global di daerah sendiri.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: