Sambel Lingkung Yulistirah Kini Diminati Hingga Luar Basel, Terima Kasih Pak Bupati...
Abon ikan produksi Yulistirah--Ilham
BABELPOS.ID, TOBOALI - Abon merupakan makanan kering yang nyaris tidak mempunyai kadar air yang terbuat dari daging maupun ikan bertekstur serat.
Seiring perkembangan zaman banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berinovasi mengembangkan abon dengan berbagai macam bahan.
Yulistirah salah satunya. Pelaku UMKM yang memproduksi abon ikan atau sambel lingkung di Toboali Kabupaten Bangka Selatan (Basel). Ia senang karena kini olahan sambel lingkungnya sudah diminati masyarakat bahkan menembus pasar luar Basel.
"Biasanya abon terbuat dari bahan daging sapi, tetapi abon olahan saya terbuat dari bahan ikan parang parang," ungkapnya, Senin (17/04).
BACA JUGA:Mahasiswa KKN Unmuh buat Kerupuk dari Ikan Gelamo, Ternyata Enak! Peluang UMKM Nih..
Usaha abon ikan yang dirintis Tante Lis -sapaan akrabnya-, sudah cukup lama, mulai tahun 2017 silam. Namun baru tahun 2022 permintaannya melonjak, bahkan hingga dari luar daerah.
"Mungkin awalnya orang orang merasa lain merasakan abon buatan saya karena dari ikan, biasanya kan abon dari daging sapi, tetapi sekarang sudah mulai banyak diminati," ucapnya.
Suksesnya produksi abon ikan Tante Lis bermula saat ia bergabung dalam binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMINDAG) Basel.
Sebagai UMKM binaan DKUKMINDAG ia sering ikut pelatihan, hingga keterampilan dan wawasannya bertambah. Perlahan penjualan abonnya semakin meningkat.
Diakuinya, pada awal memulai usaha abon ikan penjualan abonnya cuma di Toboali dan sekitarnya. Kemasan pengepakan pun biasa saja.
"Tetapi semenjak menjadi kelompok binaan UMKM, saya banyak belajar dari segi kemasan harus menarik, bumbu bahan pembuatan berdasarkan selera masyarakat, bahan baku pembuatan juga fresh karena mempengaruhi rasa, serta belajar penjualan secara online," ujar Tante Lis.
BACA JUGA:Pemkab Basel Berikan Bantuan Modal Usaha ke Pelaku UKM & Pedagang Kuliner Keliling
Ditambahkannya, dari segi pengolahan abon, ia juga memasaknya secara tradisional yaitu masih menggunakan kayu bakar.
"Karena cita rasa serta ciri khas dari abonnya sangat berbeda lebih berstruktur dibandingkan menggunakan kompor gas," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: