Lesson Learn Presidensi G-20: Antara Kepemimpinan dan Benefit Ekonomi

Lesson Learn Presidensi G-20: Antara Kepemimpinan dan Benefit Ekonomi

Dr. Reniati, SE.,M.Si--Ist

Oleh: Dr. Reniati, SE.,M,Si

Ketua ISEI Cabang Bangka Belitung Dunia yang makin sulit diprediksi

VARIABEL kepastian (certainity varible) semakin sulit untuk ditemukan dalam kondisi saat ini. Upredictable world menjadi fenomena yang datang silih berganti. Mulai dari belum pulihnya dampak pandemic Covid-19, ditambah dengan perang Rusia dan Ukrania, yang memberikan dampak gangguan rantai pasok, global inflation dan diikuti oleh kenaikan suku bunga bank sentral secara cepat. Hal ini memicu kekhawatiran akan kerawanan pangan dan energi, diperparah lagi dengan dampak perubahan iklim dan bencana alam datang silih berganti.

Selain itu transformasi digital tak terasa menjadi tantangan yang masuk kesegala lini termasuk ancaman yang mengarah kepada kerentanan asset kripto dan penguatan Lembaga non keuangan non bank. Sementara itu volatilities nilai tukar dan aliran modal yang keluar bisa menjadi tantangan untuk perekonominan kedepan, termasuk peningkatkan kesenjangan debt vulnerability.

Dalam kondisi yang makin tidak pasti, Event Presidensi G-20 telah usai, gelaran akbar dan prestisius ini hadir di Indonesia ditengah ketidakpastian ekonomi dunia terjadi. Awalnya ada celah keraguan mampukah Indonesia menjalankan tugasnya sebagai tuan rumah yang berada ditengah-tengah fragmentasi 2 blok adidaya yaitu Amerika Serikat dan Russia yang memang telah lama memiliki kiblat yang berbeda dalam politik dan ekonominya. Perseteruan ini makin diperuncing oleh adanya perang Rusia dan Ukrania yang belum ada tanda-tanda berakhir.

Kepemimpinan Indonesia di Mata Dunia

Menjadi ketua (Presidensi) Group of Twenty (G-20) adalah kehormatan sekaligus tantangan bagi Indonesia, dengan keanggotan negara-negara ekonomi terbesar dunia yang menyumbang 80% GDP dunia, terdiri atas 79% perdagangan dunia dan di huni oleh 60% penduduk dunia. Presidensi Indonesia di G-20 semakin memperluas pengaruh Global Governace melalui agenda finace track dan sherpa track dua hal yang berperan penting tidak hanya di bidang keuangan dan perekonomian tetapi juga bidang-bidang pembangunan lainnya seperti perubahan iklim, ketenagakerjaan, pendidikan, pembangunan sumberdaya manusia, kesehatan dan cross cutting seperti gender dan anti korupsi.

Dengan slogan Recover Together dan Recover Stronger Indonesia mencoba memoderasi kedua blok tersebut dalam berbagai event sehingga tidak terjadi gejolak yang bisa mengganggu stabilitas acara yang bisa mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia. Recover together memiliki makna : mengatasi pandemic dan kerawanan pangan dan energi, mendukung pemulihan dan memperkuat stabilitas. Sedangkan Recover Together memiliki makna meningkatkan efisiensi perekonomian, mendorong inklusi ekonomi dan keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Manfaat keketuaan Indonesia juga meningkatkan citra internasional yang mampu berperan aktif dan bahkan memimpin agenda setting dalam global governance, posisi ini akan memperkuat soft power normative dan normative power Indonesia dilingkungan dunia. Walaupun Indonesia bukan negara superpower tetapi mampu memoderasi dua kekuatan yang saat ini sedang berada pada posisi yang saling bersiteru. Berakhirnya Presidensi G-20 dengan aman dan memuaskan semua kepala negara bahkan yang sedang bersiteru menunjukkan Indonesia mampu mengelola sebuah event besar Internasional dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian globa.. Walaupun masih ada juga yang berharap bahwa Kepemimpinan Indonesia di mata dunia tidak hanya terbatas dalam pengelolaan forum-forum Internasional, tetapi lebih dari itu bisa bersama-sama aktif mempengaruhi dunia seperti dengan memajukan ekonomi agar setara dengan negara-negara maju yang ekonominya mengesankan, sumberdaya manusia yang lebih unggul dan pencapaian di bidang teknologi dan digitalisasi yang mumpuni. Sehingga memiliki bargaining power yang kuat di kancah internasional dan memiliki power untuk mempengaruhi keputusan-keputusan strategis di dunia.

Dampak Ekonomi

Selain dampak dari kepemimpinan kita lihat lebih nyata lagi terkait dampak ekonomi langsung penyelenggaraan Presidensi G-20 yaitu peningkatan penerimaan visa negara melalui kehadiran delegasi dan peserta internasional. Sehingga secara langsung mempengaruhi pertumbuhan sektor akomodasi dan makanan minuman, sektor transportasi yang inline dengan industri pariwisata. Berbagai pertemuan internasional diperkirakan memberikan peluang kesempatan tenaga kerja yang hampir dua tahun lebih di rumahkan sebesar 33.000 tenaga kerja sehingga memberikan sinyal positif untuk pemulihan ekonomi masyarakat. Dampak ekonomi selanjutnyadari Presidensi G-20 adalah peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi tentunya kita berharap hanya di beberapa Provinsi saja, seperti misalnya Bali yang menunjukkan peningkatan ekonomi signifikan setelah adanya G-20 tetapi kita berharap lebih inklusif menyebar pemulihan ekonomi ke seluruh Indonesia.

Disisi lain ada 3 (tiga) capaian fenomenal dari G-20 sebenarnya yaitu (1) penguatan arsitektur Kesehatan global, dimana dibentuk The Pandemic Fund (Financial Intermediary Fund/FIF For Pandemic Prevention, Preparedness and Response), sebagai bentuk kemitraan kolaboratif antara negara donor, negara yang berhak menerima pendanaan, filantropi, dan Lembaga swadaya masyarakat dengan pengelolaan dana oleh bank dunia serta tenaga ahli dari WHO. (2) Pembiayaan Transisi Energi, dengan meluncurkan ETM Country Platform Indonesia sebagai skema dalam rangka memobilisasi dan mengelola pembiayaan bagi mekanisme transisi energi yang adil dan terjangkau. (3) Transformasi Digital. Mendorong dukungan system pembayaran untuk menyiapkan perekonomian pasca pademi yang berbasis digital melalui (i) penerapan regional payment connectivity (RPC) disejumlah negara ASEAN sebagai inisiatif transformasi digital; dan (ii) pengembangan Central Bank Digital Currencies (CBDC) dalam rangka memfasilitasi pembayaran lintas batas sembari menjaga stabilitas moneter internasional dan sistem keuangan. Menyepakati dokumen Yogyakarta Financial Inclusion Framework dalam memanfaatkan digitalisasi sektor keuangan dalam mendorong produktivitas dan kelompok marginal atau rentan yang mencakup UMKM, perempuan dan anak muda.

Penutup

Presidensi G-20 memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi Indonesia di mata dunia internasional. Kemampuan Indonesia menjaga fragmentasi diantara dua kubu besar dunia, menunjukkan Indonesia memiliki magnet Kepemimpinan global yang kuat. Tetapi untuk menguatkan pengaruh kepemimpinannya dalam percaturan kepemimpinan dunia, Indonesia masih harus berjuang keras dengan memiliki kemampuan ekonomi, teknologi, penguatan digitalisasi dan strong culture.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: