Cinta untuk Palestina
Rio Setiady- FOTO: Ilust babelpos.id-
HARI ini kita disibukkan dengan banyaknya penolakan dan dukungan Timnas u-20 Israel yang akan main ke Indonesia, karena banyaknya penolakan dikarenakan Israel masih menyandang status sebagai negara penjajah maka akhirnya gagal lah pertandingan di Indonesia yang mengakibatkan negara kita kehilangan status tuan rumah piala u-20, kecewa kah kita? Biasa saja.
Saya kira itu sebuah pilihan yang tepat dikarenakan penjajahan Israel atas negara Palestina sebuah negara yang pertama kali termasuk dalam negara yang mendukung kemerdekaan Indonesia tentu harus kita bela sebagaimana mereka juga membela kita kepada awal-awal perjuangan kemerdekaan ingat Gelora Bung Karno itu dibangun karena penolakan kita atas keikutsertaan Israel pada ajang olahraga tingkat dunia
Tentu sebagai Muslim kita menghormati setiap suku bangsa dan negara apapun, namun ketika ia sudah berlaku Tak Adil yang jelas-jelas mengganggu serta menzalimi saudara kita di belahan dunia yang lain tentu harus ada sebuah gerakan yang kita lakukan agar dapat menjadi perhatian dan pertimbangan jangan sampai ini dilakukan terus-menerus.
Terkait dengan toleransi tentu tidak perlu diajari lagi, Kita sudah sering melihat dan mendengar bagaimana sikap tersebut selalu menjadi perilaku bagi para sahabat dan umat Islam sejak zaman dahulu, ingat peristiwa 1400 tahun yang lalu ketika Rasulullah SAW sedang ditemani banyak sahabat. Tiba-tiba, lewat jenazah diantar menuju ke pemakaman. Rasulullah berdiri, seperti memberi hormat. Disampaikan kepada beliau bahwa jenazah itu orang Yahudi, tak pantas memperoleh penghormatan.
Namun, Nabi balik bertanya, “Alaisat nafsan (bukankah ia juga manusia)?" (HR Bukhari dan Muslim).
Riwayat ini dikutip oleh Syekh Qardhawi sebagai salah satu contoh torelansi Islam. Dikatakan, toleransi adalah sikap menghormati dan menghargai adanya perbedaan-perbedaan, baik pendapat, pemikiran, agama, dan adat istiada (budaya). Toleransi selanjutnya bermakna membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia (hablun minannas).
Dalam Alquran ditemukan banyak contoh soal teleransi. Dalam konteks keluarga, misalnya, disebutkan apabila kedua orang tua kita menyuruh kepada agama lain (kemusyrikan), kita tidak boleh mematuhinya karena dalam Islam tiada kepatuhan kepada makhluk apabila durhaka kepada khalik. Namun demikian, kita disuruh tetap membangun hubungan yang baik dengan kedua orang tua.
Toleransi Islam, menuret Qardhawi, berakar pada empat prinsip. Pertama, prinsip keragaman, pluralitas. Keragaman sejatinya merupakan watak alam, dan bagian dari sunanatullah. Orang Muslim, kata Qardhawi, meyakini Keesaan Allah (al-Khalik) dan keberagaman ciptaan-Nya (makhluk). Dalam keragaman itu, kita disuruh saling mengenal dan menghargai. (QS al-Hujurat [43]: 13).
Kedua, prinsip bahwa perbedaan terjadi karena kehendak Allah. Alquran sendiri menegaskan bahwa perbedaan agama karena kehendak-Nya. Allah SWT tentu tidak berkehendak pada sesuatu kecuali ada kebaikan di dalamnya. Kalau Allah menhendaki maka semua penduduk bumi menjadi Islam. Namun, hal demikian tidak dikehendaki-Nya. (QS Yunus [10]: 99).
Ketiga, prinsip yang memandang manusia sebagai satu keluarga. Semua orang, dari sisi penciptaan, kembali kepada satu Tuhan, yaitu Allah SWT, dan dari sisi nasab, keturunan, ia kembali kepada satu bapak, yaitu Nabi Adam AS.
Keempat, prinsip kemuliaan manusia dari sisi kemanusiannya. Manusia adalah makhluk tertingi ciptaan Allah, dimuliakan dan dilebihkan atas makhluk-makhluk lain (QS al-Isra [17]: 70), dan dinobatkannya sebagai khalifah. Penghormatan Nabi kepada jenazah Yahudi dilakukan semata-mata karena kemanusiannya, bukan warna kulit, suku, atau agamanya.
Maka tentu kita menghormati siapapun atas dasar kemanusiaan apapun suku agama dan rasnya, namun negara tersebut masih tetap melakukan kezaliman dan sejak zaman dahulu para founding father Kita juga melakukan hal yang sama tentu kita harus menghargai pilihan itu agar ada sebuah sikap tegas yang kita Munculkan untuk menolak kezaliman negara israel atas apa yang telah dilakukannya
Palestina kita cinta, sampai dengan hari ini bahkan sudah banyak berdiri ormas, masjid, fasilitas-fasilitas kemasyarakatan yang dibangun dari dana orang-orang Indonesia untuk saudara mereka di Palestina ini adalah bentuk dari rasa cinta masyarakat Indonesia kepada saudara mereka di Palestina. wallahualam Bishawab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: