Diskusi Bersama Puan Maharani, Ketua Parlemen Aljazair Merasa Tersanjung

Diskusi Bersama Puan Maharani, Ketua Parlemen Aljazair Merasa Tersanjung

--

KETUA DPR RI Puan Maharani tampak akrab bersama Ketua Majelis Nasional Aljazair, Ibrahim Boughali di sela forum Parliamentary Union of the Organisation of Islamic Cooperation (PUIC) atau Konferensi Persatuan Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-17 di Aljazair, Senin (30/1/2023).

Dalam momentum itu, Ibrahim menyampaikan bahwa dirinya merasa tersanjung dengan kehadiran Puan. Pasalnya, Indonesia merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Aljazair.

“Kami mengagumi Presiden Soekarno yang telah mendukung kemerdekaan Aljazair sejak pertama. Indonesia merupakan model bagi Aljazair dan negara muslim lain, terutama karena kemajuan ekonominya,” kata Ibrahim Boughali dilansir dari dpr.go.id, Selasa (31/1).

Sementara itu, Puan meyakini bahwa pertemuan PUIC akan membawa hasil yang bermanfaat bagi negara-negara Muslim, dan juga bagi dunia. "Saya berharap pertemuan ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara,” ucap Puan

Puan pun menyinggung hubungan bilateral antara Indonesia dan Aljazair yang dimulai pada tahun 1963. Ia mengatakan, kedua negara yang telah memiliki hubungan erat dalam rangka Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 itu sejak awal memiliki kesamaan pandangan untuk menentang penjajahan.

“Presiden pertama Indonesia, bapak Soekarno telah menyuarakan dan mendukung kemerdekaan Aljazair,” tegasnya.

Puan pun berterima kasih kepada Aljazair yang telah menempatkan patung Bung Karno di negara tersebut. Menurutnya, penempatan patung Bung Karno yang dibuat Indonesia untuk ditempatkan di Aljazair tak hanya menjadi kebanggaan bagi keluarga, namun juga bagi bangsa Indonesia.

“Saya berharap kedekatan hubungan di masa lalu dapat menjadi modal besar untuk mempererat hubungan di masa depan. Kami keluarga Bung Karno merasa dekat dengan Aljazair,” tutur cucu Bung Karno tersebut.

Lebih lanjut, Puan menyebut Aljazair merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan. Apalagi Aljazair merupakan negara lima besar ekonomi di Afrika. Kerja sama perdagangan kedua negara pun meningkat cukup signifikan di tahun 2022.

"Peningkatan hubungan antar-masyarakat dari kedua negara juga sangat penting. Kebijakan bebas visa dapat dijajaki khususnya untuk meningkatkan kerja sama sektor pariwisata,” lanjut mantan Menko PMK itu.

Puan juga mendorong peningkatan ekonomi dan investasi, termasuk keterlibatan BUMN Indonesia di Aljazair. Mengingat saat ini PT Pertamina mengelola lapangan migas Menzel Lejmat North (MLN) di Aljazair dan berperan sebagai operator.

Selain itu, PT Wijaya Karya (WIKA) juga telah aktif di Aljazair sejak tahun 2007 dalam pembangunan East West Highway dan proyek apartemen bersubsidi milik Pemerintah Aljazair.

“Saya mendorong lebih besar kerja sama dan investasi antara Indonesia dan Aljazair, antara lain di sektor infrastruktur, pertambangan (fosfat), dan pengolahan bahan makanan. Saya juga harapkan semakin besarnya hubungan antara masyarakat kedua negara. Hubungan masyarakat terutama antara generasi muda, merupakan kunci bagi eratnya kerja sama di masa depan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Puan menekankan pentingnya diplomasi parlemen baik secara bilateral maupun multilateral. Ia menyebut, diplomasi Parlemen perlu dilakukan untuk mendukung kerjasama kedua negara. Dalam pertemuan, Puan dan Ketua Parlemen Aljazair sepakat untuk membangun harmonisasi hubungan negara-negara Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: