MGMP Bahasa Indonesia ajak Masyarakat Peduli pada Budaya dan Sejarah Lokal

MGMP Bahasa Indonesia ajak Masyarakat Peduli pada Budaya dan Sejarah Lokal

Workshop Peduli pada Budaya dan Sejarah Lokal yang digelar MGMP Bahasa Indonesia Bangka Barat.--

BABELPOS.ID - Sejarah adalah ilmu yang mempelajari manusia dan juga kehidupannya yang terjadi di masa lalu. Masyarakat Indonesia dan negara Indonesia yang ada saat ini semuanya memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang ada di masa lalu.

Sejarah dapat memberikan ketegasan identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa, yaitu karena sejarah dapat membuktikan bahwa lahirnya bangsa Indonesia dan adanya masyarakat Indonesia saat ini karena memiliki kesamaan sejarah di masa lalu.

Salah satu latar belakang berdirinya bangsa Indonesia ialah karena memiliki kesamaan sejarah. Contohnya, persamaan penderitaan, persamaan perjuangan, persamaan dijajah oleh siapa, bahasa satu tanah air dimana semua itu harus dapat dibuktikan lewat peristiwa sejarah yang memang benar-benar terjadi di masa lalu.

Dengan adanya kesamaan identitas yang dapat dibuktikan lewat sejarah, Indonesia bisa berdiri lebih kokoh sebagai negara yang berdaulat, karena bila tidak memiliki identitas bisa saja direbut oleh bangsa lain yang mengakui Indonesia, karena itulah sejarah sebagai identitas bangsa sangat penting untuk dijaga.

Hal tersebut dapat terwujud bila tercipta kepedulian masyarakat, khususnya dalam bidang Pendidikan. Pendidikan berbasis wawasan sejarah diharapkan akan membangkitkan nasionalisme di masyarakat.

BACA JUGA:MGMP Bahasa Indonesia Bangka Barat Gelar Workshop Penggunaan Media Digital

Berdasar pada hal tersebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Kabupaten Bangka Barat menyelenggarakan Workshop Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kearifan lokal. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangkaian Workshop Inovasi Pembelajaran yang dilaksanakan sejak 2 November 2022.

Materi yang disampaikan oleh Bambang Haryo Suseno, S.H, ahli sejarah dari Dinas Pariwisata dan Kebudayan Bangka Barat, diharapkan digunakan dalam bahan ajar.

“Anak muda, khususnya para pelajar harus memahami sejarah lokal Bangka Belitung,” ujar Seno.

“Nasionalisme di kalangan pelajar perlu lebih diperkuat dalam rangka mewujudkan rasa cinta tanah air,” Seno menimpali.

Diharapkan bekal wawasan sejarah dan kesusastraan agar menempatkan pembelajaran inovatif dan meninggalkan model ceramah di kelas. Pembelajaran inovatif dengan memasukkan unsur budaya lokal diharapkan berperan memberikan kesadaran masyarakat terhadap sejarah dan budaya lokal. Maka guru harus mau menampilkan dalam bentuk media pembelajaran inovatif.

Selain Seno, dalam acara tersebut MGMP Bahasa Indonesia menghadirkan para ahli sejarah Suryan Masrin, pendidik dari SD 10 Muntok dan Meilianto sejarawan lokal dari Bangka Tengah.

Diskusi interaktif dalam forum yang diselenggarakan secara tatap maya tersebut, Fera Yuliana dari SMP 2 Kelapa bertanya tetang pelafalan Muntok atau Mentok. Sedangkan Nyayu Nurkhasanah dari SMP 1 Kelapa mengajak berdiskusi tentang unsur dongeng yang dimasukkan ke dalam novel, apakah diperbolehkan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: