Dari Bojonegoro ke Belanda, BRI Dukung Healty Snack Matoh Perkuat Ekspor

Dari Bojonegoro ke Belanda, BRI Dukung Healty Snack Matoh Perkuat Ekspor

Booth Healthy Snack Matoh di arena Festival Tong Tong di Belanda.--

Pujiono pun bercerita bahwa Matoh sudah diekspor sejak 2019 setelah rutin mengikuti program pelatihan ekspor dari pemerintah. Sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, Pujiono mengatakan porsi ekspor Matoh mencapai 65% dari total produksi.

BACA JUGA:BRILiaN Young Leader Indonesia, Upaya BRI Ciptakan Talenta Unggul

“Di dalam negeri, orang makan healthy snack itu masih relatif rendah. Matoh tidak ada pengawet, gluten free, tidak menggunakan pewarna, seasoning-nya punya sendiri dari rempah khas Indonesia yang menerapkan penanaman secara organik. Jadinya Matoh itu premium healthy snack. Enak tapi menyehatkan juga,” ujar Pujiono.

BACA JUGA:Hybrid Bank Jadi Strategi BRI di Tengah Era Digitalisasi, Berikan Layanan Terbaik Bagi Semua Lapisan Masyaraka

Namun, ketika pandemi melanda porsi penjualan menjadi terbalik yaitu 65% untuk pasar lokal dan 35% ekspor. Menurutnya hal itu terjadi karena adanya lockdown di beberapa negara sehingga proses pengiriman menjadi terbatas.

BACA JUGA:Kembali Torehkan Prestasi Internasional, BRI Borong 3 Penghargaan Alpha South East Asia 2022

Kendati demikian, hal itu tak menyurutkan pihaknya untuk terus memperluas pasar ekspor. Rencananya Matoh akan melakukan ekspansi ke Kawasan Timur Tengah dan Afrika. Di sisi lain, pihaknya akan memprioritaskan Belanda sebagai tujuan ekspor berikutnya. Belanda dinilai memiliki pasar yang tinggi karena masyarakat Belanda lebih familiar dengan produk dan cita rasa Indonesia. Adapun saat ini, pasar terbesar Matoh di Tanah Air adalah Pulau Bali.

BACA JUGA:Edukasi & Akselerasi UMKM Naik Kelas, BRI Selenggarakan “Pengusaha Muda BRILian 2022”

Dengan harga produk Matoh termurah Rp13.000, Pujiono menuturkan produksi Matoh kini mencapai 25-30 ton atau sekitar 40.000-50.000 kemasan per bulan. Dalam menjalankan usaha, pihaknya juga mempekerjakan sekitar 30 karyawan dan bekerja sama dengan sekitar 8 petani yang per orangnya mengelola ladang singkong 1,5-2 hektar.

BACA JUGA:Ini 6 Strategi Kunci Pertumbuhan BRI di 2022, Mulai dari Peningkatan CASA Hingga Kualitas Aset

Konsisten Edukasi UMKM Go Global

Direktur Bisnis Kecil & Menengah BRI Amam Sukriyanto menjelaskan bahwa pihaknya terus mengedukasi dan menyiapkan pelaku UMKM untuk mengembangkan pangsa pasarnya hingga ke mancanegara atau go global.

BACA JUGA:Semakin Kuat Terapkan ESG, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp657,1 Triliun

Amam menambahkan bahwa perseroan juga melakukan strategi business matching mempertemukan konsumen (buyer) dari mancanegara dengan UMKM lokal. Strategi ini dapat dilihat dari gelaran BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, ajang tahunan BRI untuk mendorong pelaku UMKM binaan BRI go global.

BACA JUGA:Andal Kelola Aset dan Keuangan, BRI Terus Perkuat Bisnis Treasury

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: