Dorong Optimalisasi SRG, Bappebti Setujui Penerbitan 16 Resi Gudang Gula Kristal Putih
Persetujuan resi gudang komoditas gula kristal putih.--
BACA JUGA:Konsisten Dalam Implementasi Core Value BUMN, KBI Raih 5 Penghargaan Akhlak Award 2022
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) Widiastuti menyampaikan, implementasi SRG untuk gula kristal putih oleh pelaku usaha dimulai saat PT RNI menginisiasi SRG pada 2021.
“PT RNI menginisiasi SRG dengan menjadikan pabrik gula miliknya, yaitu enam gudang di Malang dan empat gudang di Madiun milik PT Pabrik Gula Rajawali I serta dua gudang PT Pabrik Gula Candi Baru di Sidoarjo sebagai pengelola gudang SRG. Total kapasitas gudang dari dua perusahaan tersebut lebih dari 100 ribu ton. Kedua perusahaan telah memperoleh persetujuan sebagai lembaga penilaian kesesuaian untuk gula kristal putih pada 2022,” ungkap Widiastuti.
BACA JUGA:KBI-APRINDO Jalin Sinergi, Resi Gudang Diproyeksikan Akan Makin Tumbuh
Pada 2022, PT RNI melakukan kerja sama pembiayaan dengan Bank BJB terkait resi gudang gula kristal putih untuk memperkuat keuangan perusahaan, terutama dalam musim giling yang dimulai dari Mei sampai dengan November. “Kami berharap implementasi SRG di pabrik gula ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan di tahun-tahun mendatang dan dapat dijadikan contoh bagi industri lainnya dalam melaksanakan SRG untuk memperoleh pembiayaan,” jelas Widiastuti
Menurut data Bappebti, telah terdapat 108 pengelola gudang SRG yang telah mendapatkan persetujuan dari Bappebti, 231 gudang SRG (baik yang dibangun/dimiliki pemerintah dan swasta) serta 70 lembaga penilaian kesesuaian SRG, yang mendukung pelaksanaan SRG di Indonesia.
BACA JUGA:Menteri BUMN Dorong 80% Karyawan BUMN dari Milenial, Ini Fakta di Kliring Berjangka Indonesia
“Peningkatan partisipasi pelaku usaha dan kelembagaan di bidang SRG tentu juga berdampak langsung kepada nilai pemanfaatan SRG yang dalam tiga tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif. Tercatat pada 2020 dan 2021, nilai transaksi SRG tumbuh masing-masing 72 persen dan 170 persen. Pada Agustus 2022, nilai transaksi resi gudang telah mencapai Rp 657,3 miliar atau telah tumbuh 27 persen dibandingkan penerbitan tahun sebelumnya,” ungkap Widiastuti.
Selain itu, Widiastuti menambahkan, nilai pembiayaan berbasis SRG juga mengalami peningkatan. Hingga 25 Agustus 2022, nilai pembiayaan yang disalurkan telah mencapai Rp409,4 miliar atau meningkat 15 persen dibandingkan pembiayaan tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Masyarakat Perlu Mengetahui, Ini Peran Lembaga Kliring Dalam Perdagangan Emas Digital
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan SRG oleh para petani, petambak, nelayan serta usaha kecil dan menengah, pemerintah telah melakukan penyempurnaan pengaturan skema subsidi resi gudang dengan diterbitkannya PMK No.187/PMK.05/2021. Melalui PMK tersebut, dilakukan penyempurnaan substansi seperti pemberian subsidi margin untuk kredit syariah, penambahan plafon pembiayaan, integrasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan S-SRG, serta hal-hal lain yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan S-SRG. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: