Dinkes Bateng Minta Warga Waspada Penyakit Cacar Monyet, Hindari Hewan Ini

Dinkes Bateng Minta Warga Waspada Penyakit Cacar Monyet, Hindari Hewan Ini

Mukhrim--

BABELPOS.ID, KOBA - Belum hilang virus Covid-19, kini dunia dihantui penyakit cacar monyet (monkeypox), bahkan World Health Organization (WHO) menetapkan wabah cacar monyet sebagai kegawatdaruratan kesehatan global yang telah menginfeksi setidaknya 74 negera di dunia.

Meski demikian, virus yang membuat kulit manusia menjadi ruam dan gatal-gatal tersebut hingga saat ini masih belum masuk ke Indonesia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Mukhrim mengatakan wabah monkeypox ini tidak jauh berbeda dengan wabah virus smallpox, yaitu penyakit cacar yang disebabkan oleh virus variola yang telah eradikasi (pemusnahan total-red) atau sembuh secara keselurahan pada tahun 1980 silam.

"Monkeypox dan smallpox ini tidak jauh berbeda, sama-sama penyakit cacar dari virus yang ada di binatang," ujar Mukhrim saat dikonfkirmasi babelpos.id pada Jumat (12/8/2022).

Ia mengatakan virus monkeypox ini dibawa oleh monyet dan hewan-hewan pengerat seperti tikus, tupai, hamster dan lain sejenisnya, oleh karena itu jika hewan-hewan tersebut terinfeksi dan ada orang memeliharanya, maka potensi untuk tertular penyakit cacar monyet sangatlah besar.

"Makanya, untuk saat ini hindari dulu melakukan kontak ataupun memelihara hewan-hewan tersebut, karena kita belum bisa mengidentifikasi secara pasti bagaimana ciri-ciri hewan yang terinfeksi virus cacar monyet," terangnya.

Kata Mukhrim, penyakit monkeypox tersebut bermula dari negara-negara di Benua Afrika yang beruntungnya sampai saat ini belum masuk ke Indonesia, yang mana untuk mencegah penyakit tersebut masuk ke Indonesia, dirinya mengimbau agar masyarakat senantiasa menerapkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).

"Jika memang sudah terlanjur memelihara hewan-hewan yang disebutkan tadi, alangkah baiknya jika selesai melakukan kontak, langsung cuci tangan dan segera membersihkan diri," ucapnya.

Kata Mukhrim, dari hasil sosialisasi yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI, diketahui bahwa gejala cacar monyet ini diawali dengan demam mencapai suhu 38⁰C sampai 39⁰C dan munculnya ruam-ruam merah yang biasanya paling banyak terjadi pada bagian muka, telapak tangan dan telapak kaki.

"Secara umum cacar monyet ini sama seperti cacar pada umunya. Tapi kalau diliat dari hasil pemeriksaan laboratorium, tentu para dokter bisa membedakan mana yang cacar biasa dan mana yang cacar monyet," terangnya.

Kata dia, dari beberapa kasus yang telah terjadi diberbagai belahan dunia, terkhususnya di Benua Afrika, virus cacar monyet ini bisa menyebabkan kematian meskipun presentasenya cukup kecil.

"Presentasenya cukup kecil, mungkin sekitar 1-3 persen saja. Sedangkan untuk tingkat kesembuhannya tergolong cukup besar tergantung dari tingkat imunitas tubuh," imbuhnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: