Meski Mahal, Tingkat Konsumsi Cabai di Bateng Capai 315.191 Kilogram Per Tahun

Meski Mahal, Tingkat Konsumsi Cabai di Bateng Capai 315.191 Kilogram Per Tahun

KOBA - Meski harga cabai saat ini di Bangka Belitung, khususnya Bangka Tengah sedang mahal-mahalnya, namun Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Sukandar mengungkapkan setiap orang di Bangka Tengah mampu mengonsumsi cabai sebanyak 1,79 kilogram per tahun, yang mana tingkat konsumsi cabai mencapai 315.191 kilogram per tahun.

Ia mengatakan, data tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Tengah.

"Jumlah tersebut adalah data tahun 2020 lalu kemarin, yang mana saat itu jumlah penduduk di Bateng sekitar 196 ribu lebih jiwa. Sedangkan untuk tahun 2022 ini, jumlah penduduk Bateng sudah lebih dari 200 ribu jiwa. Maka otomatis tingkat konsumsi cabainya, juga meningkat," terang Sukandar kepada Babel Pos, Rabu (13/7/2022) di ruang kerjanya.

Menurut Sukandar, para petani di Bangka Tengah pada dasarnya mampu untuk mencukupi pemenuhan konsumsi cabai di wilayahnya, seperti pada tahun 2019 dan 2020 lalu, dimana pemenuhan produksi cabai merah terhadap tingkat konsumsi masyarakat Bangka Tengah selalu di atas 100 persen.

"Pada tahun 2019 kemarin, pemenuhan cabai merah untuk konsumsi masyarakat kita sekitar 101 persen lebih. Sedangkan pada tahun 2020 naik drastis menjadi 134 persen lebih," ungkapnya.

Sementara itu, data pada tahun 2021 angka pemenuhan cabai untuk konsumsi masyarakat, justru mengalami penurunan dan hanya mencapai 91 persen saja.

"Untuk tahun 2022 ini, kita perkirakan angkanya juga masih tidak sampai 100 persen, paling hanya sekitar 90-an persen juga, hal ini lantaran banyaknya para petani cabai yang beralih profesi menjadi petani komoditas lainnya atau bahkan menjadi penambang," tuturnya.

"Tak hanya itu, kondisi cuaca yang tak menentu juga membuat sejumlah komoditas pertanian, termasuk cabai mengalami gagal panen sehingga membuat ketersediaannya menjadi berkurang," imbuhnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: