Tahun 2022, PT Timah Tbk Bakal Tenggelamkan Ribuan Artificial Reef

Tahun 2022, PT Timah Tbk Bakal Tenggelamkan Ribuan Artificial Reef

PANGKALPINANG – Aktivitas penambangan laut yang dilakukan PT Timah Tbk tak dipungkiri berdampak pada lingkungan. 

Untuk itu, PT Timah Tbk secara konsisten melakukan reklamasi laut dengan menenggelamkan ribuan artificial reef di perairan Pulau Bangka.

Upaya reklamasi laut yang dilakukan PT Timah Tbk telah dimulai sejak 2016 silam, berdasarkan data PT Timah Tbk sebanyak 3.105 unit artificial reef telah ditenggelamkan di Perairan Pulau Bangka dalam rentang waktu 2016-2020.

Tahun 2022, PT Timah Tbk berencana untuk menenggelamkan 1.920 unit artificial reef di 11 titik yang telah ditentukan.

Dalam melaksanakan reklamasi laut, PT Timah Tbk bekerja sama dengan masyarakat lokal dan juga civitas akademika di Universitas Bangka Belitung.

Dosen Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung Indra Ambalika Syari mengatakan, program reklamasi laut yang dilakukan PT Timah Tbk telah mengalami beberapa kemajuan. 

Dirinya yang sejak awal dilibatkan dalam program reklamasi laut ini menyebutkan, upaya reklamasi yang dilakukan PT Timah Tbk merupakan bentuk komitmen PT Timah Tbk untuk menjaga keberlangsungan ekosistem laut.

Ia menjelaskan, upaya reklamasi yang dilakukaan PT Timah Tbk merupakan upaya untuk membuat habitat baru atau habitat pengganti bagi biota laut. Menurutnya, aktivitas penambangan timah yang dilakukan perusahaan berpengaruh pada ekosistem laut.

Namun, dengan dibuatkannya habitat baru melalui penenggelaman artificial reef ini akan mengurangi dampak dari aktivitas penambangan. 

Selain itu, nantinya habitat buatan ini akan menjadi habitat alami karena akan ditempeli biota laut dan karang alami.

“Peran kegiatan reklamasi laut untuk menjaga eksosistem laut, minimal dapat meminimalisasi terhadap gangguan dari akitivitas penambangan laut yang bisa digantikan dengan habitat baru,” katanya, Rabu (13/7/2022).

Ia menilai, hingga saat ini berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, program reklamasi ini berlangsung dengan baik. 

Namun, diakuinya ada beberapa gangguan yang saat ini cukup berdampak pada artificial reef yakni beroperasinya tambang-tambang di dekat kawasan penenggelaman artificial reef.

“Sejauh ini masih bertahan dan bagus bisa dilihat tranplantasi karang dan fish shelter. Tapi memang sekarang dengan semakin maraknya aktivitas penambangan masyarakat menjadi ancanam bagi fish shelter yang sudah ditenggelamkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: