Kades, Tokoh Masyarakat & Oknum Polisi Jadi Tersangka Perusakan Aset
*PT MSK Ingin Dalang Sebenarnya Terungkap --
BABELPOS.ID, KOBA - Kepala Desa Penyak, Sapawi, menjadi tersangka pembakaran aset milik PT. Mitra Stania Kemingking (MSK), di lokasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) PT MSK di Desa Penyak, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, beberapa waktu lalu.
Status ini ditetapkan majelis hakim dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (7/7/2022).
Selain Kepala Desa, ada tokoh masyarakat bernama Syamsul dan oknum anggota Provos Polres Bangka Tengah bernama Ridwan juga ditetapkan menjadi tersangka dalam perkara 43/Pid.B/2022/PN Kba.
Dalam putusan tersebut, hakim memerintahkan kepada penyidik (Kepolisian Bangka Belitung) melalui jaksa penuntut umum untuk memproses lebih lanjut atas putusan Pengadilan Negeri Koba.
Selain menetapkan tiga tersangka baru, hakim memutuskan vonis terhadap tiga terdakwa perusakan aset perusahaan dibawah PT. Mitra Stania Prima (MSP) ini dengan hukuman penjara selama 6 bulan 15 hari sebagaimana diatur dalam Pasal 406 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Ketiganya yakni Zaini Als Zwen Bin Sulaiman, Muksin Bin Rosi serta Andi Bin Basarudin.
Dengan adanya tersangka baru, Direktur Utama PT. Arsari Tambang, Aryo Djojohadikusumo berharap dalang atau pelaku utama yang yang menyuruh ketiga tersangka baru itu menghasut warga melakukan perusakan dan pembakaran aset milik PT. MSK segera terungkap.
MSP dan MSK adalah perusahaan di bawah Arsari Tambang yang bergerak di pertambangan timah yang memiliki legalitas.
“Pelaku utama atau aktor intelektualnya saya yakin ada dalam kasus ini dan harus terungkap,” kata Aryo.
Menurut Aryo, tidak mungkin kepala desa dan warga tiba-tiba melakukan perusakan dan pembakaran jika tidak ada provokator utamanya. Pasalnya, MSK hadir ikut membantu perekonomian warga sekitar dan perekonomian daerah.
“Tidak mungkin warga yang juga ikut mencari nafkah di MSK melakukan perusakan, logikanya kalau tidak ada aktor intelektualnya tidak mungkin itu terjadi,” tegas Aryo.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Antar Lembaga PT. MSP Harwendro Adityo Dewanto menambahkan, akibat aksi anarkis warga yang merusak dan membakar aset perusahaan, pihaknya menderita kerugian ratusan juta rupiah.
“Kerugian yang kami alami di atas Rp429 juta rupiah, baik itu aset berupa bangunan maupun properti di dalamnya,” kata pria yang akrab disapa Didit ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: