Permintaan Timah dan Sawit Turun, Babel Deflasi 0,15 Persen Pada Juni 2022

Permintaan Timah dan Sawit Turun, Babel Deflasi 0,15 Persen Pada Juni 2022

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Di tengah inflasi nasional dan wilayah Sumatera yang umumnya cenderung meningkat, pada Juni 2022 Bangka Belitung mengalami deflasi sebesar 0,15% (mtm), menurun setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,35% (mtm).

Berdasarkan keterangan resmi Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bangka Belitung, turunnya tekanan indeks harga bulanan Bangka Belitung pada Juni 2022, disebabkan oleh penurunan dari sisi permintaan, karena normalisasi harga timah dan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang merupakan sektor utama di Bangka Belitung. 

Hal tersebut juga berpengaruh pada inflasi Bangka Belitung secara tahunan yang sedikit menurun yaitu menjadi sebesar 6,52% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,97% (yoy).

"Selain disebabkan oleh normalisasi permintaan, deflasi pada Juni 2022 juga disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan dan pasokan aneka ikan seiring dengan peningkatan jumlah nelayan yang kembali beraktivitas.

Hal ini menyebabkan indeks harga komoditas volatile food utama, terutama harga ikan-ikanan menurun. 

Komoditas volatile food lainnya juga mengalami penurunan harga terutama minyak goreng dan daging ayam ras," ujar Kepala BI Perwakilan Babel, Budi Widihartanto, Minggu (3/7/2022).

Budi menjelaskan, deflasi di Bangka Belitung tersebut juga merupakan hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan instansi terkait lainnya dalam pengendalian inflasi yang menunjukkan hasil yang baik.

Disamping itu, katanya, koordinasi High Level Meeting (HLM) TPID, monitoring ketersediaan pasokan komoditas terutama volatile food, kelancaran distribusi, dan Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang telah dilakukan dengan provinsi Lampung, Jawa Timur, dan Jambi, cukup efektif dalam menjaga stabilisasi harga. 

"Selain itu, juga dorongan Bank Indonesia dengan memberikan rekomendasi upaya-upaya yang perlu dilakukan kepada seluruh TPID provinsi dan kabupaten/kota di Bangka Belitung," kata Budi.

Secara spasial, dikatakan Budi, Kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,22% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya tercatat inflasi sebesar 0,85% (mtm).

Deflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan indeks harga komoditas daging ayam ras, aneka ikan, angkutan udara, minyak goreng, bayam, cumi-cumi dan daging sapi. 

Sementara itu kota Tanjungpandan mengalami deflasi sebesar 0,03% (mtm) setelah sebelumnya tercatat inflasi sebesar 2,24% (mtm), yang didorong oleh penurunan indeks komoditas aneka ikan, minyak goreng, cumi-cumi, udang basah, dan bawang putih. 

"Secara tahunan, kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 6,46% (yoy) lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 6,94% (yoy), sementara kota Tanjungpandan mengalami inflasi 6,61% (yoy) lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 7,02% (yoy)," paparnya.

Namun demikian, terang Budi, laju penurunan indeks harga volatile food tertahan oleh kenaikan inflasi pada komoditas bahan pangan lain terutama aneka cabai, bawang merah, sawi dan telur ayam ras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: