Sektor Hulu dan Kemandirian Energi
Sektor hulu dan kemandirian energi Ilustrasi - Rig atau anjungan minyak lepas pantai AE-1 Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). ANTARA/HO-PHI/am.--Foto: ist
Direktur Utama PHI Sunaryanto menyampaikan bahwa capaian ini bukti nyata adanya sinergi, ketekunan, dan profesionalisme semua pekerja dan bahwa mereka telah berada di jalur yang tepat.
Salah satu kiat andalan PHI adalah penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Hingga Triwulan II, EOR berhasil menyumbang produksi 2.374 BOEPD. Kombinasi teknologi, inovasi, dan teamwork solid bikin capaian ini makin terasa spesial.
PHI-Regional 3 Kalimantan (Pertamina Hulu Mahakam, PHM) menunjukkan performa luar biasa dengan peningkatan produksi signifikan. Wilayah kerja ini merupakan salah satu kontributor utama produksi migas nasional, serta menjadi fokus strategis dalam mewujudkan cita-cita kemandirian energi sebagaimana Asta Cita.
Sebagai bagian dari Subholding Upstream, PHI yang membawahi PHM dan wilayah kerja lainnya, memiliki mandat untuk memperkuat upstream value chain yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. PHM misalnya, telah menjalankan program pengelolaan lingkungan yang ketat, mulai dari pengendalian emisi gas rumah kaca (GRK), hingga pemulihan lahan yang terdampak operasi migas.
Kegiatan mitigasi dampak lingkungan menjadi bagian integral dari strategi PHI dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan.
Menatap ke depan, PHI merencanakan ekspansi kegiatan eksplorasi dan pengembangan di wilayah kerja PHM dan sekitarnya, dengan target peningkatan produksi baru secara bertahap.
Fondasi Strategis
Di tengah dinamika geopolitik dan fluktuasi harga energi dunia, kemandirian energi bukan lagi opsi, tetapi telah menjadi keharusan kebijakan. Tanpa itu, bangsa ini akan terus berada dalam posisi rentan, sehingga mudah digoyahkan krisis eksternal.
Minyak dan gas bumi sudah sejak lama memainkan strategis dalam pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk mengembalikan kemandirian sektor energi.
Oleh karena itu, peningkatan produksi migas harus terus diupayakan, agar kontribusi migas terhadap perekonomian nasional tetap terjaga, tentunya dengan mengedepankan keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.
Presiden Prabowo dan bangsa ini berharap, ada upaya tiada henti untuk terus meningkatkan kapasitas produksi migas nasional, melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia, peran industri, maupun pemanfaatan produk dalam negeri.
Pada akhirnya akan memperkuat peran Indonesia pada industri hulu migas, sekaligus berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional maupun global
Dalam ikhtiar mendorong capaian positif, PHE akan terus mengalokasikan investasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas dengan berpedoman pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
PHE juga berkomitmen untuk menerapkan Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan terhadap praktik kecurangan serta menjaga transparansi agar perusahaan tetap bebas dari tindakan penyuapan.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah tersertifikasi ISO 37001:2016. PHE terus mengembangkan operasional yang prudent dan excellent, baik di dalam maupun luar negeri, secara profesional guna mencapai visi sebagai perusahaan minyak dan gas kelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, serta berorientasi pada tata kelola yang baik.
Sesuai dengan visi Direktur Utama PHE Subholding Upstream Awang Lazuardi, yang memosisikan PHE bukan hanya sebagai produsen migas, namun juga sebagai agen perubahan yang mengintegrasikan proyek energi terbarukan dalam portofolionya. Awang dikenal sebagai figur yang sangat menaruh perhatian pada kompetensi (SDM).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
