IMM Babel Nilai Pertamina Tak Becus, Seenaknya, dan Tidak Transparan dalam Distribusi BBM di Bangka Belitung
Antrian BBM di salah satu SPBU di Pangkalpinang. --Foto: ist
“Rakyat tidak butuh pernyataan diplomatis. Masyarakat butuh kepastian. Dengan kondisi seperti sekarang, wajar jika publik menilai Pertamina bekerja tidak profesional," ujar Handika.
Ia menambahkan bahwa Babel yang merupakan wilayah kepulauan tidak boleh diperlakukan dengan standar distribusi daratan biasa. Ketika suplai terlambat satu hari saja, dampaknya bisa langsung merembet ke seluruh sektor ekonomi. Nelayan, sopir angkutan, pedagang, dan UMKM adalah kelompok yang paling terpukul ketika energi terganggu.
“Makanya bang, perihal suplai lambat bukan persoalan sepele. Ini adalah persoalan yang mempengaruhi seluruh denyut ekonomi Babel. Dan Pertamina seharusnya memahami itu," katanya.
IMM Babel juga menekankan bahwa situasi kelangkaan yang terus berulang seperti ini tidak boleh dibiarkan. Mereka meminta pemerintah provinsi dan DPRD Babel untuk lebih tegas menekan Pertamina, bukan sekadar menggelar rapat koordinasi tanpa hasil konkret.
“Kita tidak bisa membiarkan kondisi seperti ini terus terjadi. Jika Pertamina tidak mampu mengelola distribusi BBM secara profesional di Babel, maka pemerintah pusat harus turun tangan untuk mengevaluasi bahkan mengganti manajemen terkait," pungkas Handika.
BACA JUGA:BBM Langka di Pulau Bangka, Sudah Antri Sejak Sore, Ehh.. SPBU Malah Tutup, Panas!
BACA JUGA:Gudang Penimbunan BBM di Belinyu Digerebek Polda, 42 Ribu Liter BBM Subsidi dan 5 Orang Diamankan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

