"Tiga tahun terakhir tidak ada serangan teror di Indonesia setelah dua dekade sejak tahun 2000.
Terhitung tahun 2024 Indonesia berada di rangking 39 dunia dengan kategori low infack atau posisi hijau" jelasnya.
AKBP Maslikan menyoroti fenomena baru keterlibatan anak di bawah umum dengan radikalisme.
Saat ini pihaknya sedang menangani sebanyak 110 anak.
"Penanganan anak jauh lebih sulit, untuk ekspos nama saja kita sulit.
Mereka sudah terpapar faham ISIS," ungkapnya.
BACA JUGA:Kian Terang, Para Bos Alat Berat Kompak Ungkap Peran Herman Fu di Tambang Ilegal Hutan Lubuk
Sementara Rektor IAIN SAS, Dr. Irawan, M.Si, mengatakan kampusnya adalah lembaga yang menyelenggarakan Tridarma Perguruan Tinggi, dan membuka peluang melakukan kajian berbagai macam tema.
"Kegiatan ini adalah satu diskusi kita tentang radikalisme, ekstremisme dan terorisme, selain itu, kampus sebagai tempat mencari ilmu, berakhlak, hingga menjadi orang yang sholeh, baik sholeh dalam iptek maupun dalam prilaku," ujarnya.