BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Setelah di Universitas Bangka Belitung (UBB), kuliah umum dan dialog interaktif Peran Kampus Sebagai Ruang Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme (IRET), dilanjutkan ke kampus Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik (IAIN SAS) Babel, Kamis (27/11).
BACA JUGA:Isu Terasi Berbahaya di Toboali, Eddial Bustamil, Itu Bukan Produk UMKM Lokal
Menggandeng seorang peneliti dan pemerhati kelompok sosial, Dr. Rida Hesti Ratnasari, M.Si, CRGP, sebagai narasumber, kegiatan kolaborasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung (Babel) bersama Densus 88, Polda, BIN Daerah dan Kemenag Babel ini diikuti 300 mahasiswa.
BACA JUGA:APBD Pemkab Basel 2026 Rp. 800 Miliar, Prioritas Hak Dasar Masyarakat
Ketua FKPT Babel, Subardi dalam mengatakan, kegiatan yang mengangkat tema "Upaya Antisipasi Kerentanan Mahasiswa dan Keterlibatan Anak Muda dalam Jaringan Ektrismisme Kekerasan" ini sangat pas dengan kondisi saat ini.
Mengingat belum lama ini terjadi ledakan di SMA 72 di Jakarta yang dilakukan salah satu siswanya.
Hal ini menurutnya harus diwaspadai semua pihak, termasuk di Babel.
"Ada 110 anak muda yang tergabung grup Anarko, ada 1 anak Babel.
Dan sepanjang 2021 ada penindakan 6 pelaku terorisme di Babel. Ini harus diwaspadai semua," katanya.
BACA JUGA:APBD Pemkab Basel 2026 Rp. 800 Miliar, Prioritas Hak Dasar Masyarakat
Apalagi, lanjutnya Indeks Potensi Radikalisme (IPR) Babel dari beberapa kali survei selalu diatas rata-rata nasional.
"Ini harus diantisipasi semua, termasuk lewat kegiatan seperti ini," ujarnya.
Kasatgaswil Densus 88 Anti Teror Babel, AKBP Maslikan mengatakan dunia kampus menjadi laboratorium mencari jalan keluar berbagai masalah, termasuk radikalisme.
Dijelaskannya, dalam Hasta Cita Presiden RI, dua di antaranya adalah poin menjaga ideologi dan menjaga negara.
BACA JUGA:Prestasi Gemilang! Kementerian Hukum Raih Predikat Unggul IKK 2025