BABELPOS.ID, BELÉM - PT PLN (Persero) menegaskan perannya sebagai motor dekarbonisasi Indonesia dengan mendorong pengembangan pasar karbon nasional yang terintegrasi dengan standar global.
Hal ini disampaikan dalam rangkaian diskusi panel bertajuk "Scalling-Up Carbon Markets: Opportunities for Global Collaboration" pada COP30 Belém, Brasil, di mana PLN memaparkan langkah konkret untuk mendorong integritas, transparansi, dan keterhubungan pasar karbon Indonesia dengan pasar global.
BACA JUGA:PLN Operasikan Smart Microgrid Berbasis Energi Hijau di Nusa Penida Bali
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi rendah karbon sangat bergantung pada konsistensi regulasi dan kolaborasi antarpemangku kepentingan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
COP30 menjadi momentum penting untuk menunjukkan kesiapan Indonesia memimpin ekosistem karbon yang kredibel di kawasan.
BACA JUGA:Srikandi PLN Babel Salurkan 100 Paket Nutrisi untuk Dukung Pencegahan Stunting di Pangkalpinang
“Indonesia harus hadir dengan sinyal yang jelas bahwa kita siap membangun ekosistem karbon yang transparan, terukur, dan mampu menciptakan nilai ekonomi yang nyata.
Untuk itu, sinkronisasi kebijakan lintas sektor bukan lagi pilihan, tetapi keharusan agar pasar karbon kita benar-benar menjadi pusat gravitasi kolaborasi regional,” ujar Eddy, Selasa (18/11/2025).
BACA JUGA:Kementerian ESDM Bersama PLN Lanjutkan Penyaluran Program BPBL
Sementara itu, Direktur Tata Kelola Penerapan Nilai Ekonomi Karbon, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ignatius Wahyu Marjaka, menegaskan bahwa Indonesia telah menyiapkan langkah strategis yang selaras dengan standar dan mekanisme perdagangan karbon internasional.
Hal ini mencakup kolaborasi dengan mitra negara, lembaga sertifikasi global, serta penyiapan platform yang dapat menghubungkan instrumen perdagangan karbon domestik dan internasional.
“Indonesia sebenarnya telah mulai mengembangkan kebijakan pasar karbon internasional dengan memperkenalkan perjanjian bilateral dengan beberapa negara mitra, salah satunya adalah Norwegia,” jelas Wahyu.
BACA JUGA:Srikandi PLN Babel Salurkan 100 Paket Nutrisi untuk Dukung Pencegahan Stunting di Pangkalpinang
Wahyu menambahkan bahwa penguatan integritas pasar karbon menjadi prioritas nasional, terutama dalam mendorong pemahaman lintas sektor, kesiapan infrastruktur, serta peningkatan kapasitas tata kelola.
Ia menegaskan bahwa aspek teknologi, transparansi, dan akuntabilitas pasar menjadi faktor kunci untuk memastikan kredibilitas Indonesia dalam perdagangan karbon global.