BABELPOS.ID, TOBOALI - Sudah tiga malam petani desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) harus menunggu sawahnya akibat pasangnya air laut sehingga turut mengalir ke sawah milik petani.
Diketahui, masuknya air laut ke sawah milik petani ini karena akibat pasangnya air laut serta aliran seiring yang tidak ditutup, sehingga sawah milik petani kebanjiran air laut.
BACA JUGA:Lebih dari Sekadar Wisata, Museum Timah Indonesia Mentok Jadi Ruang Belajar Generasi Muda
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sumber Rezeki 1 Muslimin mengatakan, pihaknya bersama beberapa petani lainnya sudah tiga malam menunggu sawah karena air asin yang masuk ke persawahan karena air pasang laut.
"Di bulan bulan ini setiap malam air laut selalu masuk ke saluran seiring, sehingga masuk air asinnya," terangnya, Senin (16/06).
BACA JUGA:JNE Pangkalpinang Siap Tindak Tegas Karyawan yang Melanggar Aturan Perusahaan
Diterangkannya, sebenarnya siring dekat sawah tidak ada, tetapi karena sawah di seberang jalan tersebut kerap banjir air tawar maka atas permintaan dari ketua Gapoktan dibuatlah siring agar sawah tidak banjir.
Namun hal itulah yang menyebabkan sawah beberapa petani di deretan tersebut kemasukan air laut ketika pasang yang bercampur dengan Air tawar.
"Berawal dari adanya siring ini, beberapa sawah milik petani akhirnya kemasukan air laut, apalagi sedang di masa tanam," sebutnya.
BACA JUGA:Kecanduan Judol, Remaja Teluk Limau Ini Nekat, Kabur Setelah Top Up Dana di Konter Riau Silip
Dijelaskannya juga, akibat masuknya air laut ini sawah langsung menguning dan merugikan para petani.
Sebagai solusi, petani biasanya membersihkan sisa air asin dengan membanjiri sawah menggunakan air tawar, atau istilahnya membilas.
Kendati demikian tetap saja pertumbuhan padi tidak maksimal, apalagi pemakaian pupuk juga ikut meningkat.
Seharusnya lanjut Muslimin, menangani hal ini dengan membangun siring semen yang ujung alirannya antara sungai besar diberikan pintu air.
Apabila air laut mulai pasang maka tinggal menutup pintunya.