Rebutan Rekom, Turun ke Warga, Tapi Tukang Pasang Baleho yang Panen Duluan, haaa...

Selasa 03-06-2025,09:46 WIB
Reporter : Ujang Supriyanto
Editor : Jal

Oleh: Ujang Supriyanto

Ketua Simpul Babel

___________________________________________

Hiruk pikuk Pilkada ulang di Kabupaten Bangka sudah mulai terasa, meski KPU belum resmi membunyikan lonceng pertandingan. Tapi jangan salah, di warung kopi, di simpang pasar, bahkan di grup WhatsApp pembicaraan soal siapa bakal maju, siapa disokong siapa, dan siapa paling cocok jadi “pemain cadangan partai” sudah ramai seperti obrolan bola.

Partai politik kini tengah dalam fase sakral bernama “mengecak”. Bukan meramal, tapi menghitung untung rugi, elektabilitas, popularitas, dan tentunya: logistik.

Sementara para kandidat—baik yang resmi, yang berharap, sampai yang sekadar numpang ngeksis—turun ke masyarakat. Ada yang mendadak suka makan nasi bungkus di lapak nelayan, ada yang mendadak jadi pecinta rebana, bahkan ada yang ikut tanam padi di sawah walau pegang cangkul kayak megang tripod.

Tapi di balik semua hiruk-pikuk politik ini, mari kita luruskan pandangan: Siapa yang paling diuntungkan dalam fase awal Pilkada ini?

BACA JUGA:Menambang Masa Depan: Kolaborasi Hukum dan Pendidikan Dalam Penegakan Hukum Pertambangan

BACA JUGA:TPP ASN: Kebutuhan Ekonomi Tambahan atau Gaya Hidup ASN?

Jawabannya, bukan rakyat. Bukan partai. Bahkan belum tentu si kandidat.

Yang paling berseri wajahnya adalah:

- Tukang pasang baliho.

- Pengusaha cetak spanduk.

- Penyewa billboard dan videotron.

Menurut data imajinatif kami, omzet jasa advertising lokal meningkat drastis sejak wacana Pilkada ulang mencuat. “Biasanya cetak kalender sama undangan hajatan. Sekarang? Spanduk ukuran dua meter sama baliho lima biji sehari. Alhamdulillah,” ujar Pak Aman (bukan nama sebenarnya) , salah satu pemilik percetakan di Sungailiat, sambil tersenyum lebar.

Kategori :