BABELPOS.ID, SUNGAILIAT - Januari-Mei 2024, kasus penderita demam berdarah (DBD) di Kabupaten Bangka mencapai 112 orang. Sebanyak 4 orang pasien meninggal dunia pada Januari-Mei 2024 sehingga mendorong Himpunan Ahli Kesehatan Indonesia (HAKLI) di Kabupaten Bangka terus melakukan penyuluhan untuk pencegahannya.
BACA JUGA:TP PKK Kep. Babel Tunjukkan Peran Kurangi Inflasi, Stunting, dan Kemiskinan Ekstrem
Penyuluhan dilakukan HAKLI Kabupaten Bangka kepada pelajar tingkat SD hingga SMA bersama petugas Dinas Kesehatan dan Puskesmas di Kabupaten Bangka.
Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra mengatakan selama Januari-Mei 2024 dari 111 kasus pasien DBD sebanyak 108 pasien dinyatakan sembuh. Dari data yang ada kasus DBD pada bulan Januari 18 kasus, Februari 36 kasus, Maret 18 kasus, April 28 kasus dan Mei 2 kasus.
"Dari 112 orang yang terkena DBD sebanyak 108 orang sembuh dan empat orang meninggal dunia," kata Boy Yandra kepada Babel Pos, Selasa (21/5).
BACA JUGA:Advokat Senior Ini Pulang Kampung, Terpanggil Membangun Bangka Lebih Baik Lagi
Penyebaran penderita DBD berada di wilayah Puskesmas Baturusa dengan total 28 orang, Puskesmas Kenanga 24 orang, Puskesmas Belinyu 14 orang, Puskesmas Sungailiat 10 orang dan Puskesmas Pemali 10 orang. Di Puskesmas Riausilip 9 orang, Puskemas Sinarbaru 4 orang, Puskesmas Petaling 4 orang, Puskemas Bakam 2 orang, Puskesmas Gunung Muda 2 orang, Puskesmas Pudingbesar 1 orang, Puskesmas Penagan tidak ada. Pasien meninggal dunia berawal dari wilayah Puskesmas Sungailiat 1 orang, Pemali 1 Puskesmas orang, Puskesmas Riausilip 1 orang dan Puskesmas Sinarbaru 1 orang.
Sementara itu untuk angka wabah jentik di Kabupaten Bangka secara umum setelah diperiksa petugas Puskesmas mencapai 98% bebas jentik hampir seluruh kecamatan. Hanya wilayah Belinyu yang mencapai 88 persen bebas jentik.
BACA JUGA:Semarak Pemilihan Duta Bahasa Babel 2024, Ini Daftar Sang Juara!
"Alhamdulillah untuk rumah yang mempunyai jentik tergolong sedikit hampir 90 persen capaiannya. Ini bisa terjadi dikarenakan di Kabupaten Bangka telah dibentuk tenaga juru pemantau jentik (Jumantik). Jadi Jumantik ini bukan guru dan orang tua saja tetapi juga ada siswa yang kita wajibkan memeriksa rumah dan setiap Senin melapor ke guru kelas," jelasnya.
Hasil pemantauan Jumantik kemudian dilaporkan ke Puskemas yang kemudian bekerjasama dengan Hakli Kabupaten Bangka dilakukan penanganan lebih lanjut terhadap jentik. Kerjasama antara HAKLI Kabupaten Bangka dengan Puskemas dilakukan lewat pemantauan jentik, penyemprotan hingga pembersihan lingkungan.
BACA JUGA:Bank Mandiri Berikan Sosialisasi Pelayanan Prima kepada Petugas Lapas Narkotika Pangkalpinang
"Alhamdulillah kasus DBD mengalami penurunan tiap bulan," katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat menguras dan menutup penampungan air, menimbun sampah tertentu, memberikan obat nyamuk dan menggunakan kelambu. Selain itu bila ada anak yang demam diminta segera memeriksakan diri ke Puskesmas sebagai upaya menghindari kematian dari penyakit DBD.(trh)