BABELPOS.ID, KOBA - Secara umum, kebutuhan terhadap komoditi karet di Kabupaten Bangka Tengah dan Provinsi Bangka Belitung ternyata masih membutuhkan banyak pasokan.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah, Demsi Apriadi mengatakan bahwa pasokan dari komoditi karet memang masih kurang.
"Jika kita melihat Sumatera Selatan yang merupakan salah satu provinsi penghasil komoditi karet pun masih kurang, padahal jumlah luas perkebunannya mencapai hingga jutaan hektar," ujarnya pada Senin, (7/8/2023).
BACA JUGA:Harga Karet di Bateng Cuma 5 Ribu, Petani Tak Dapat Untung
Sedangkan, luas perkebunan karet di Bangka Tengah saat ini hanya sekitar enam ribuan hektar lebih.
"Di Sumsel itu aja masih kurang pasokannya, apalagi kita di Babel," tuturnya.
Dikatakan Demsi, sejauh ini para pekebun karet hanya menjual hasil panennya ke PT. Karini Utama, pabrik pengolahan karet yang ada di Desa Kemuja, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka.
Perusahaan tersebut banyak melakukan kontrak dengan perusahaan-perusahaan ban, aspal, dan lainnya.
"Jadi, sebenarnya PT. Karini Utama itu pun butuh banyak pasokan karet," terangnya.
BACA JUGA:Bantu Petani Karet, Bangka Tengah Hadirkan UPPB
Adapun salah satu langkah untuk meningkatkan jumlah pasokan komoditi karet, salah satunya dengan menambah jumlah luasan perkebunannya.
Salah satu solusi yang bakal diadopsi adalah dengan membentuk Unit Pengelolaan dan Pemasaran Bersama Bokar (Bahan Olahan Karet) atau UPPB.
"Jadi kalau petani karet ini sudah berbendera UPPB, maka kualitasnya juga pasti sudah teruji, sehingga nilai jualnya pun bisa meningkat," tutur Demsi.
BACA JUGA:Luas Perkebunan Karet Bangka Tengah Terus Berkurang, Sisa 6 Ribu Hektar
Dengan begitu, semakin tinggi harga jual karet ditingkat petani, maka akan semakin banyak pula orang mau menanam karet kembali dan pada akhirnya luas perkebunan karet di Bangka Tengah bisa dipertahankan atau bahkan bertambah.