“Bagusnya itu hujannya seminggu sekali atau setiap beberapa hari sekali,” tuturnya.
Kendati demikian, dirinya memahami bahwa kondisi cuaca yang kadang tidak menentu ini merupakan kehendak yang maha kuasa.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi Pangan, BI Babel Sukses Dampingi Petani dan Panen 5 Ton Bawang Merah di Bateng
Oleh karena itu, dirinya menyarankan para petani bawang merah untuk memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah tidak langsung menanam kembali bawang setelah panen.
“Tunggu dulu cuaca saat sedang bagus, jangan langsung nanam. Kita tangguhkan dulu dan cek kondisi cuaca, itu yang paling utama,” ucap Wartam.
Menurutnya, alangkah lebih baiknya jika lahan pertanian habis panen bawang merah itu ditanam dengan tanaman-tanaman lainnya yang lebih ramah terhadap musim hujan seperti ini.
BACA JUGA:Atasi Sawit Murah, Dinas Pertanian Bateng Usulkan 31 Hektar Pengembangan Cabai dan Bawang
Kendati demikian, jika para petani sudah terlanjur menanam kembali dengan bibit bawang merah di musim hujan, maka yang harus dilakukan adalah dengan membuat bedengan dari mulsa plastik.
“Lalu, bikin bedengan itu lebih tinggi daripada selokan atau pembuangan air,” ujarnya.
Kemudian, penggunaan fungisida juga perlu dilakukan secara kontinyu dan jangan sampai lengah.
“Karena kalau musim hujan ini hama minim, tetapi untuk penyakit banyak,” ujarnya.
BACA JUGA:Jadi Kawasan Cabai dan Bawang Merah Sejak 2015, Bangka Tengah Kembali Terima Sapras
Selain itu, pengapuran tanah/lahan juga harus lebih ditingkatkan untuk menghindari agar lahan tersebut tidak becek.
“Curah hujan yang tinggi bisa membuat ph tanah menjadi turun atau lebih asam, maka dari itu perlu pengapuran yang lebih supaya ph-nya tetap stabil,” tuturnya. (*)