''Loh, jadi harus bagaimana?'' Wak Bodot yang jadi bingung sekarang.
''Pokoknya Wak, Wak ingat-ingat lagilah bagaimana muka orang yang menjemput Wak bertiga itu. Karena itu paling penting dari mimpi Wak itu,'' warga pertama tadi tampak masih ngotot juga.
Akhirnya, Wak Bodot yang memang dikenal tenang dan teratur jika bicara, mengambil jalan tengah.
''Iyalah. Jika memang mimpi itu adalah pertanda, maka tentu akan datang lagi. Dan aku yakin wajah yang menjemput itu akan jelas nantinya,'' ujar Wak Bodot.
Warga yang tadi ngotot dan yang lainnya mengangguk memahami.
''Tapi wak. kalau bisa, jangan cuma wajah orang itu Wak,'' ujar warga yang dari tadi cuma diam.
''Apalagi?'' tanya yang lain.
''Kalau ada kayak nomor polisi di delman itu, juga tolong diingatlah Wak, ya. Dua angka jadilah Wak. Tapi kalau sampai empat angka, tentu lebih baik lagi Wak?'' ujarnya melanjutkan.
Wak Bodot hanya diam tak menjawab. Dan tak lama pamit dari Warkop.***