"BI akan selalu siap jika sudah diminta pemerintah," ujarnya.
Marlison menuturkan, bahwa keberhasilan redenominasi sangat ditentukan oleh berbagai hal. Redenominasi tersebut biasanya dilakukan di saat ekspektasi inflasi berada di kisaran rendah dan pergerakannya stabil.
"Stabilitas perekonomian harus terjaga dan ada jaminan terhadap stabilitas harga serta adanya kebutuhan dan kesiapan masyarakat," pungkasnya.
BACA JUGA:Cuma Upah Naik, Turun Terserah...
Tantangan dan Risiko
Namun, rencana redenominasi ini juga memiliki tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah biaya yang dibutuhkan untuk mencetak dan mendistribusikan uang baru.
Selain itu, perubahan denominasi juga dapat membingungkan masyarakat, terutama mereka yang tidak terbiasa dengan sistem baru.
Untuk mengatasi tantangan dan risiko tersebut, pemerintah dan bank sentral perlu melakukan sosialisasi yang efektif kepada masyarakat tentang perubahan denominasi mata uang rupiah.
BACA JUGA: Di Babel, Tamu Hotel Naik 15,46 %, Ekonomi Dipicu Jasa Keuangan, Tapi Eksport Timah Turun Tajam
Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan ketat untuk mencegah tindakan pemalsuan uang baru.
Secara keseluruhan, rencana redenominasi mata uang rupiah memiliki potensi untuk mempermudah transaksi keuangan dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Namun, persiapan yang matang serta kesiapan dari berbagai pihak perlu dilakukan agar rencana ini dapat berjalan lancar dan sukses. (*)
BACA JUGA:Mengandung Pemicu Kanker, 4 Mie Instan Ini Dilarang Beredar di Luar Negeri
Sebagian artikel ini telah terbit di disway.id dengan judul https://disway.id/read/700126/Kapan-Kebijakan-Redenominasi-Rp1000-Jadi-Rp1-BI-Buka-Suara