Menurut Ridwan, jika yang dipakai oleh Prof.Dr. Ibrahim, M.Si adalah terori politik identitas, maka tentunya tidak akan menyambung dengan latarbelakang ayahnya yang tidak tamat SD dan ibunya hanya tamat SD, namun anaknya justru berhasil menjadi seorang professor.
Karenanya politik identitas yang disampaikan Prof.Dr. Ibrahim M.Si dalam pengukuhannya, bagi Ridwan adalah sebuah hal yang bisa menelanjangi kita semua, bahwa politik bangsa tidak boleh seperti itu. Apa yang telah dilakukan oleh Rektor UBB Periode 2020 – 2024 tersebut harus menjadi pelajaran yang mendidik bagi semua, bahwa berpolitik itu boleh, tetapi tidak boleh kehilangan identitas.
“Yang tidak boleh adalah mempolitisasi identitas, misalnya kalau kamu bukanlah saya, maka kita berbeda, dan inilah yang tidak boleh terjadi, karena akan berlawanan dengan prinsip dan tujuan tercapainya pendidikan politik cerdas, demi kualitas sumber daya manusia dan segenap lini pembangunan bangsa ini lebih baik yang tentunya menjadi cita-cita kita bersama ingin,” kata Ridwan mengingatkan. (**)