Sementara itu, disinggung terkait kendala dalam ungkap kasus narkoba, Antoni tak menampiknya. Apalagi menurutnya, saat ini sistem atau metode yang digunakan para bandar narkoba kerap sekali menyulitkan kepolisian untuk memberantasnya hingga tuntas.
"Terkadang narkoba ini nuntung-untungan, terkadang mereka lebih pintar dari polisi, terkadang juga polisi juga sudah bisa membaca bagaimana cara mereka untuk menjual narkoba, tapi kendala yang memang nyata, pengedar narkoba ini menggunakan metode transfer, jadi tidak ada namanya pembeli itu bertemu dengan bandar dan bertemu dengan orang yang meletakkan barang yang dibeli.
Nah ini semuanya rangkaian terputus, kita bisa dapat nomor handphone, tapi belum tentu handphone itu dipegang oleh bandar. Jadi hal-hal seperti ini yang menjadi kendala kita dalam pengungkapan, oh ini bandarnya kok gak dapat, tapi kalau memang seandainya bandarnya itu kita ketahui, pasti akan kita kejar dan kita ungkap jaringannya. Jadi di tahun 2023 ini bandar narkoba menjadi target kita," katanya.
Lebih lanjut ditambahkan Antoni, dalam ungkap kasus narkoba, saat ini dirinya akan memberdayakan seluruh personel Sat Resnarkoba Polresta Pangkalpinang dengan membentuk dua tim. Masing-masing tim, katanya, akan dikepalai bintara tinggi yang ada di Sat Resnarkoba Polresta Pangkalpinang.
"Jadi untuk sementara ini, masing-masing unit ada tujuh orang dan delapan orang. Sementara untuk nama timnya kita pakai Tim Sat Resnarkoba Polresta Pangkalpinag, buka tim kalong, karena apalah arti sebuah nama, yang penting dalam ungkap kasus narkoba ini, kita bawa nama Polresta pangkalpinag secara khusus dan Polri secara umumnya," tukas Antoni.