Bisa dibayangkan bila guru P1 itu tidak memiliki serdik, otomatis ketika ikut seleksi kompetensi akan kalah karena tanpa afirmasi lagi.
"Ini benar-benar zalim! Guru lulus PG dua kali dites di PPPK 2021, terus diharuskan capai PG lagi pada seleksi PPPK 2022," ucapnya.
Jangan Pencet Turun Prioritas Melihat adanya potensi yang merugikan guru P1, Hasna mengimbau untuk tidak turun prioritas. Jika turun status otomatis hangus P1, sehingga tidak bisa lagi menuntut pemerintah pusat, meskipun sampai berdarah-darah.
BACA JUGA: Penting Bagi Para Pengendara, Cara Mudah Perpanjang SIM Melalui Online
"Tahan diri dulu, jangan pencet turun prioritas, karena jari enggak bisa diam yang akhirnya merugikan diri sendiri. Jangan masuk jebakan Batman," kata Hasna.
Hasna tidak bisa menahan tangisnya karena kecewa dengan mekanisme perekrutan PPPK dari guru lulus PG.
Setahun berjuang dan menunggu diangkat, tetapi malah diadu kembali dengan pelamar yang belum pernah ikut tes, tidak lulus PG, dan umum.
BACA JUGA: Pendaftaran PPPK Guru 2022 hanya Dibuka 14 Hari, Berikut Cara Menulis Deskripsi Diri
"Kami sudah menunggu dengan sabar. Begitu tiba saatnya eh masuk tes lagi, harus mencapai PG 2022. Astaghfirullah," ucapnya.
Saat ini Hasna meminta kepada semua guru lulus PG bergandengan tangan dan berjuang bersama lagi lewat Pansus yang diinisiasi Komisi X DPR RI.
Hasna yang sudah mendapatkan formasi PPPK 2022 mengaku tidak akan meninggalkan rekan-rekannya. Di kota Palembang, P3 diberikan kesempatan untuk mendata yang tidak mendapatkan kuota.