Kembangkan Wisata Bawah Laut di Pulau Putri
UNTUK mendukung pengembangan wisata bawah laut di Pulau Putri, PT TIMAH Tbk kembali menenggelamkan Coral Garden di kawasan Pulau Putri, Desa Penyusuk, Kelurahan Bukit Ketok, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Senin (31/10/2022).
Penenggelaman coral garden ini merupakan program lanjutan yang dilakukan perusahaan. Dalam penenggelaman ini, PT TIMAH Tbk melibatkan nelayan, akademisi dan masyarakat.
BACA JUGA: Bangun Kampung Adat Gebong, PT TIMAH Tbk Jadi Sarana Edukasi Mengenalkan Kehidupan Orang Lum
Dosen Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung, Indra Ambalika Syari mengatakan program coral garden yang dilakukan PT TIMAH Tbk bisa menjadi daya tarik wisata bawah laut.
“Khusus di Pulau Putri ini, kami menggunakan karang dari hasil kebun transplantasi karang yang dilakukan dari program reklamasi laut PT TIMAH. Jadi tidak mengambil karang dari alam, tentunya hal ini tidak merusak karang alami," kata Indra.
Menurut Indra, pihaknya tidak hanya sekadar menenggelamkan coral garden saja, tapi juga melakukan monitoring terhadap pertumbuhan karang yang telah ditenggelamkan.
Ia menyebutkan dalam penenggelaman coral garden tahap pertama tingkat keberhasilannya mencapai 85 persen. Untuk itu, pihaknya mengganti karang-karang yang rusak tersebut agar tetap indah untuk mendukung daya tarik wisata bawah laut.
“Untuk kegiatan ini tentunya juga akan dilakukan kegiatan monitoring, dengan tujuan agar karang-karang yang sudah kita tanam dapat tumbuh dan berkembang. Dan jika ada yang mati, akan kami ganti dengan yang baru," ucapnya.
Ia menilai, upaya penenggelaman coral garden yang dilakukan PT TIMAH Tbk merupakan upaya untuk menjaga ekosistem laut. Selain itu, juga memberikan dampak untuk mendorong sektor pariwisata dan perikanan di kawasan tersebut.
BACA JUGA: PT TIMAH Tbk Raih Penghargaan ESG Disclosure Awards 2022
“Harapan kami PT Timah semakin perhatian dengan ekosistem di laut. Dengan adanya program seperti ini dapat menjadi contoh untuk perusahaan-perusahaan tambang lain, baik di Bangka Belitung ataupun di Indonesia," katanya.
"Semoga program ini dapat terus berlanjut, serta dapat dilakukan di lokasi yang lain yang memiliki daya tarik serta potensi wisatanya. Sehingga program ini dapat menjadi suatu sinergitas antara penambangan dan pariwisata," sambungnya.
Salah satu nelayan yang terlibat dalam kegiatan coral garden, Supriyanto (50) yang merupakan anggota Kelompok Sinar Penyusuk mengatakan, dirinya merasakan manfaat dari program ini pasalnya bisa memberikan pekerjaan baru untuk meningkatan penghasilan.