Masih dalam risetnya, Supari mengungkap bahwa dibandingkan dengan yang belum pernah melakukan digitalisasi, UMKM Ultra Mikro yang telah mengadopsi digital memiliki probabilitas ketahanan yang lebih tinggi, dengan peningkatan penjualan, likuiditas, dan profitabilitas. Bagaimana BRI fokus memberdayakan dan meningkatkan produktivitas pelaku UMKM Ultra Mikro menjadi langkah implementasi i4i (innovation for inclusion), intervensi inovasi yang berfokus pada inisiatif teknologi dalam meningkatkan akses layanan keuangan.
Program dan aktivitas yang ditujukan pada ekosistem ultra mikro PNM dan Pegadaian disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan nasabah. Lebih khususnya pada kelompok pra sejahtera di customer based PNM, program pemberdayaan diprioritaskan pada edukasi layanan keuangan digital dan cashless serta dukungan untuk pelaku usaha perempuan.
“BRI terus mendorong pelaku UMKM Ultra Mikro supaya berani bersaing di digital platform sebagai bagian dari journey cashless ecosystem yang harus dibangun. Langkah awal, BRI memastikan kepemilikan produk tabungan Simpedes UMi oleh nasabah PNM dan Pegadaian untuk memfasilitasi pencairan pinjaman hingga bertransaksi secara cashless dengan memanfaatkan sebaran Agen BRILink dan Agen Pegadaian sebagai solusi paling dekat,” terangnya.
Platform LinkUMKM disediakan oleh BRI agar pelaku usaha Ultra Mikro mengakses modul-modul pemberdayaan berisi edukasi dasar seperti pengenalan produk keuangan, pengelolaan cashflow usaha, pencatatan keuangan sederhana, hingga tips kemasan produk dan bagaimana cara memanfaatkan media untuk berjualan. Untuk mengenalkan produk UMKM Ultra Mikro lebih luas, BRI bersama Pegadaian dan PNM telah menggelar Festival Pasar Senyum di Cirebon. Turut menghadirkan 50 tenant, jenis usaha foods & beverages sampai dengan craft products binaan 3 Entitas. Ajang ini merupakan pembuktian eksistensi UMKM Ultra Mikro, bahwa mereka memiliki peranan penting bagi perekonomian setempat.
UMKM Ultra Mikro go online, BRI kerjasama dengan Grab Indonesia menyelenggarakan ‘Grab untuk UMKM’ memfasilitasi anggota kelompok Mekaar PNM, nasabah Pegadaian sekaligus BRI, sehingga mulai mengenal dan dapat menjadi mitra di Grab Merchant, Grab Food, dan Grab Kios. Melalui Grab Indonesia, BRI telah memfasilitasi pelatihan dan pendampingan digitalisasi UMKM Ultra Mikro di berbagai kota menghadirkan platform yang inklusif.
BRI kemudian bekerjasama Kementerian Investasi/ BKPM untuk memastikan tiap pelaku usaha memiliki syarat dokumen agar bisa bergabung sebagai mitra. Pelatihan NIB (Nomor Induk Berusaha) juga dilakukan sebagai tindaklanjut atas proses onboarding di digital platform atau marketplace. Sejumlah 1.800 peserta kelompok Mekaar PNM mengikuti rangkaian pelatihan pengembangan kapasitas usaha.
Dengan demikian, pelaku usaha ultra mikro memiliki ruang baru untuk tumbuh, berinovasi dan mengejarkan ketertinggalan. Dampaknya signifikan, stimulus penyaluran pinjaman plus program pemberdayaan bagi ekosistem Ultra Mikro dapat mendorong kemampuan produksi naik 2,6 kali lipat atau naik 16% jika dibandingkan dengan kondisi tanpa sinergi ultra mikro, menjangkau pasar 1,4 lebih luas dan cepat, menambah jumlah demand penambahan modal 1,6 kali lipat, naik 33% jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Keberhasilan mereka dapat memberikan social impact menyerap lebih banyak tenaga kerja dan bahan baku komoditas lokal.
“Literasi dan inklusi bagi ekosistem Ultra Mikro bukan pekerjaan yang mudah, pemberdayaan digital, dimulai dari inisiatif membiasakan mereka berperilaku cashless merupakan sebuah inovasi pemberdayaan dalam rangka implementasi i4i (innovation for inclusion) bagi UMKM khususnya pelaku usaha Ultra Mikro,” pungkas Supari. (**)