SLBN Sungailiat Berterima Kasih ke UBB yang Berikan Alat Bantu Berjalan Ergonomis

--
//Bantu Anak Tunadaksa Bergerak Lebih Nyaman dan Aman
BABELPOS.ID, SUNGAILIAT – Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus, tim dosen dari Universitas Bangka Belitung (UBB) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SLB Negeri (SLBN) Sungailiat.
Kegiatan ini mengusung tema “Alat Bantu Berjalan Ergonomis untuk Meningkatkan Mobilitas Anak Tunadaksa”, yang bertujuan memberikan inovasi teknologi sederhana namun bermanfaat.
Alat bantu berjalan ergonomis membantu anak tunadaksa bergerak lebih nyaman, aman, dan mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
Penyerahan alat bantu ke SLBN Sungailiat pada Jumat (8/8/2025) untuk siswa di hadapan guru, dan orang tua siswa dengan langsung memberikan pendampingan penggunaan alat bantu berjalan ergonomis.
BACA JUGA:Dimulai Bali, Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 Ajang Unjuk Talenta Muda Basket Indonesia
"Kami berterima kasih kepada Universitas Bangka Belitung atas dukungan melalui inovasi alat bantu berjalan ergonomis ini.
Kegiatan pengabdian dan bantuan ini tentu bermanfaat bagi siswa tunadaksa kami untuk lebih mudah bergerak, beraktivitas dan rehabilitasi di sekolah," kata Kepala SLBN Sungailiat, Warsih Sri Wahyuni, Sabtu (9/8/2025)
Program ini merupakan kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan ramah bagi anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Bangka.
Penyerahan bantuan ini menjadi bukti nyata peran perguruan tinggi dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
"Semoga kerja sama seperti ini dapat terus terjalin dan berkelanjutan, khususnya alat bantu bagi siswa
berkebutuhan khusus lainnya, seperti tunanetra, tunarungu, dan lain sebagainya," ujarnya.
BACA JUGA:Pecah Ban, Ambulans Bawa Pasien Tabrak Motor di Mentok, Satu Tewas
Menurutnya masih ada siswa yang membutuhkan alat bantu khusus, terutama bagi siswa yang memiliki hambatan penglihatan atau tunanetra. Namun, harga perangkat seperti mesin braille atau alat baca khusus tergolong sangat mahal, sehingga sulit dipenuhi melalui anggaran sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: