Sesungguhnya Memimpin Itu Sebuah Penderitaan

Wakil Menteri Hukum (Wamenkum), Edward O.S. Hiariej, saat melantik dan mengambil sumpah pimpinan tinggi pratama di lingkungan Kementerian Hukum (Kemenkum) --
Karena begitu jadi menteri, ia (Muladi) dipanggil, dikasih tugas.
Ketika sudah bekerja sesuai dengan tugas, (jika) ada dampak, ada gejolak, Pak Soeharto mengatakan ‘Itu bukan tanggung jawab you, (tapi) tanggung jawab saya sebagai pemimpin’,” lanjut Wamenkum.
“Jadi beliau merasa aman dan nyaman. Pemimpin seperti itu mengayomi.
Itu yang kita butuhkan untuk memajukan kementerian ini,” ujar Guru Besar Ilmu Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini.
BACA JUGA:Bulan Bakti HUT ke-49, PT Timah Gelar Khitanan Massal Bagi Anak-anak di Provinsi Riau
Terakhir, pemimpin itu mampu menjadi suri tauladan, sebagai panutan bagi yang dipimpin.
Eddy menjelaskan bahwa kemajuan dan keberhasilan Kemenkum ini bukanlah di tangan segelintir orang, tapi di tangan kita semua untuk mengelola kementerian ini dengan baik, dengan hati nurani, penuh rasa tanggung jawab, ikhlas, tulus, dan sabar, demi kepentingan bangsa dan negara.
“Saya yakin, karena bapak/ibu yang dilantik hari ini berdasarkan prestasi yang bapak/ibu miliki.
Bapak/ibu akan bisa bekerja dengan baik, memenuhi tidak hanya harapan pimpinan, tapi harapan bangsa dan negara untuk memajukan Kemenkum,” ujarnya.
Wamenkum mengaku menggunakan manajemen talenta sebagai dasar pelaksanaan promosi dan mutasi pegawai.
Dalam manajemen talenta, terdapat sembilan boks manajemen talenta atau juga dikenal sebagai sembilan boks matriks.
Boks ini nantinya adalah alat yang digunakan untuk mengklasifikasikan pegawai berdasarkan tingkat kinerja dan potensi mereka.
BACA JUGA:Pemodal China Bertambah Yakin Berinvestasi di Babel
“Bapak/ibu yang dilantik pada hari ini rata-rata berada pada boks sembilan dan boks delapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: