Festival Sungai Tua Tunu Pangkalpinang Siap Digelar, Ada Lomba Unik & Jejak Kuno Terungkap

Keindahan Sungai Tua Tunu Pangkalpinang.--Foto: ist
BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Kelompok Desa Wisata Tua Tunu Raya memastikan kesiapan menggelar Festival Sungai Tua Tunu Kota Pangkalpinang. Berdasarkan pantauan di lapangan pada Kamis, (8/5), persiapan menuju acara yang dijadwalkan pada Sabtu dan Minggu, 31 Mei dan 1 Juni 2025 ini berjalan lancar
Festival ini diproyeksikan menjadi babak baru dalam pengembangan pariwisata berbasis kekayaan alam dan warisan peradaban kuno di Kota Pangkalpinang.
Lokasi festival yang berada di Kelurahan Tua Tunu, Kecamatan Gerunggang, dipastikan akan menjadi pusat perhatian ribuan masyarakat dari berbagai kalangan. Informasi panitia di lapangan menyebutkan antusiasme tinggi dari pelajar, mahasiswa, dan warga umum untuk turut serta dalam kemeriahan acara.
Berbagai perlombaan unik telah dirancang untuk memeriahkan festival ini. Selain lomba mancing, melukis, dan menulis cerita, daya tarik utama terletak pada lomba mencari benda purbakala yang diharapkan akan mengungkap artefak-artefak tersembunyi di kawasan tersebut.
BACA JUGA:Tak Lupakan Sejarah, Haji Mizi Kenang Kebijakan Strategis Molen Bebaskan Tanah Leluhur Tua Tunu
BACA JUGA:Operasi Pasar Murah Tua Tunu Meriah, Pj Wako Lusje Sambut Baik
Ketua Kelompok Desa Wisata Tua Tunu Raya, Nur Aisyah, menyampaikan bahwa ide pengembangan wisata ini berakar dari potensi Pemandian Tua yang dikenal sebagai Aik Mandik Ayko. Lebih dari sekadar sumber air alami, lokasi ini terbukti menyimpan temuan penting berupa Batu Pipisan yang diduga kuat merupakan peninggalan budaya dari era kerajaan atau masa prasejarah.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa batuan Andesit semacam ini memang lazim digunakan pada zaman dahulu, dan penemuan di Aik Mandik Ayko ini adalah yang pertama tercatat di Kota Pangkalpinang.
"Fakta di lapangan menunjukkan bahwa Penemuan Batu Pipisan di Aik Mandik Ayko ini memang benar adanya dan menjadi yang pertama di kota kita. Kami berkeyakinan penuh bahwa temuan ini dapat menjadi kunci untuk memahami peradaban purba yang pernah ada di sini, bahkan mungkin sebuah perkampungan kuno dengan transportasi air sebagai urat nadi kehidupan," ungkap Nur Aisyah.
Gelombang pemberitaan mengenai penemuan batu yang diperkirakan berfungsi sebagai alat penumbuk obat dan bumbu masakan ini telah memancing keingintahuan dari masyarakat.
Desakan agar Aik Mandik Ayko segera diusulkan sebagai situs cagar budaya purbakala semakin kuat, terutama karena kedekatannya dengan kawasan Kebun Raya Tua Tunu yang telah dikenal.
"Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah tokoh penggiat sejarah dan budaya telah mendatangi langsung lokasi penemuan untuk melakukan verifikasi terhadap Batu Pipisan yang ditemukan di dalam tanah kolam Aik Mandik Ayko. Fakta yang terkonfirmasi adalah artefak tersebut memang ditemukan di lokasi yang disebutkan," ujarnya.
Tim Cagar Budaya Kota Pangkalpinang, dibawah kepemimpinan Ratna Purnamasari atau Bunda Tudung Saji, terlihat bergerak cepat. Mereka telah melakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap artefak bersejarah tersebut.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan adanya kemiripan signifikan antara Batu Pipisan ini dengan temuan serupa di lahan gambut bekas kebakaran di Kabupaten OKI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: