Dicari: Tellie Gozelie Untuk Pangkalpinang

Dicari: Tellie Gozelie Untuk Pangkalpinang

Ahmadi Sofyan --Foto: ist

Oleh : AHMADI SOFYAN

___________________________________________

CUKUP lama saya menulis ini dan tidak ada keberanian untuk mempublishnya. Sebab tulisan ini langsung menyangkut nama seseorang yang sudah lama saya kenal namun jarang sekali berinteraksi. Setelah berpikir lama, akhirnya saya nekad mempublikasikannya. Mengapa demikian? Karena saya punya keyakinan, tulisan ini akan dianggap aneh, dikira ada apa-apanya dan mungkin mengandung banyak persepsi. Tapi ya sudahlah... gas-kan aja, apalagi disaat gas lagi susah akibat peraturan dadakan Pak Menteri yang bikin susah rakyat.

Memang, kebiasaan saya yang susah tidur, suka merenung seraya ngotak-ngatik otak, apalagi saat malam menjelang pagi di pondok kebun tepi sungai ditengah belantara, banyak hal yang kadangkala berputar dalam pikiran, termasuk memikirkan apa, mengapa, bagaimana harusnya dan siapa. Salah satunya berkaitan dengan kepemimpinan daerah, terutama Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang.

Kemenangan rakyat yang ditandai dengan kemenangan Kotak Kosong di Kota Pangkalpinang mengharuskan kembali Pilkada di tahun 2025 ini. Kota Pangkalpinang sebagai Ibukota Provinsi adalah pintu gerbang, ikon dan pelabuhan pertama bagi semua orang yang menjajaki kakinya ke negeri ini. Tentu sudah seharusnya Pangkalpinang menjadi kota yang berkarakter. Sebab selama ini Pangkalpinang seperti sebuah kota tanpa karakter, tanpa ikon sehingga tak dapat menjadi kenangan dan perhatian penting bagi yang datang.

BACA JUGA:Pengendalian Inflasi oleh TPID Melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan

BACA JUGA:Mendorong Ekonomi Digital dengan QRIS TAP NFC

Pangkalpinang dan Permasalahannya

PERKEMBANGAN Kota Pangkalpinang dapat dikatakan lambat dan tak terukur. Sebab pembangunan serampangan yang disesuaikan dengan kehendak dan kepentingan sesaat seorang pemimpin tidak akan mampu menjadi legenda atau karakter kokoh bagi sebuah wilayah apalagi Ibukota Provinsi.

Tata kota yang semerawut, pasar tak teratur, trotoar beralih fungsi, kendaraan yang terus bertambah sedangkan jalan tetap itu-itu saja, investasi sunyi, mengatasi banjir yang tak pernah selesai, ruang ekspresi senyap sunyi, sungai rangkui yang merupakan ibu kandung Kota Pangkalpinang yang semakin tercemari dan tak pernah dihiraukan bak anak durhaka kepada sang ibunda, sampah yang tak terbenah, aset daerah yang tak cerdas dikelola, pendapatan daerah yang tak nambah, adalah deretan permasalahan atau "penyakit" yang sedang diderita Kota Pangkalpinang saat ini.

Melihat permasalahan Kota Pangkalpinang dulu dan saat ini yang tak nampak penyelesaian, tidak lepas dari kepemimpinan. Seseorang yang berkarakter kokoh dalam karya, prestasi dan latarbelakang kehidupannya nyata (bukan sosial media), akan memiliki kecerdasan lebih dalam sebuah ranah kepemimpinan. So, jika benar-benar ingin memajukan Kota Pangkalpinang, maka yang dibutuhkan kota ini sebetulnya bukanlah pemimpin yang pura-pura merakyat, berkonten ria cengangas cengenges di medsos agar dianggap gaul, bukan pula pemimpin yang memanfaatkan kemiskinan rakyat dengan rajin memberikan bantuan ini dan itu tapi hanya sesaat tanpa solusi tepat, bukan pula pemimpin yang pandai berpantun ria dan berpidato ditengah kerumunan ASN dan orang-orang yang dikondisikan, tidak pula pemimpin yang pintar mengemas kata berceramah ria. Tapi yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memilki kekuatan networking (jaringan) berbagai sektor baik dalam maupun luar negeri, sehingga berduyun-duyun investor masuk ke Ibukota Provinsi Bangka Belitung ini.

Seringkali saya ungkapkan, bahwa permasalahan Kota Pangkalpinang hari ini, ibarat penyakit dan dokter, kita selalu salah memilih dokter. Ibaratnya kondisi penyakit dalam tapi yang kita pilih untuk ngobatin adalah dokter penyakit kulit. Ditambah lagi salah resep obat dan salah minum kadar obat, akhirnya permasalahan tak selesai, masalah semakin bertambah. Itulah terpikir oleh saya, siapa dokter yang dianggap tepat dan mampu mengobati berbagai jenis penyakit ini. Teringat saya kepada sahabat lama yang juga sudah lama tak berinteraksi, yaitu Tellie Gozalie.

BACA JUGA:Supercamp “Anak Pancasila Itu Aku!”

BACA JUGA:Transformasi Ekonomi Bangka Belitung

Mengapa Tellie Gozelie?

Saya gak tahu apa yang dipikirkan oleh Tellie Gozelie jika ia tahu tulisan "nyeleneh" ini. Saya memperkirakan sahabat lama ini akan mengernyitkan dahi, tersenyum atau bahkan tertawa. Lantas ia nyeletuk: "Dasar Atok Kulop, paling suka bikin rame Bangka Belitung" seraya kembali berkonsep ria membangun Pulau Leebong yang konon begitu menawan dilakukan oleh mantan Anggota DPD RI 2 periode ini sehingga banyak wistawan luar negeri yang datang menikmati keindahannya. Tapi saya janji tidak akan kirim ke dia tulisan ini, biarlah ia tahu dari orang lain. Sebab saya tak ada kepentingan apapun terhadap politik apalagi bisnis dari kawan lama ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: