Polemik Pabrik Hilirisasi Timah di Batam, Wakil Ketua DPRD Babel Dipanggil Adik Prabowo, Ini Penjelasannya
Beliadi --Foto: ist
BABELPOS.ID- Polemik pendirian smelter hilirisasi timah di Batam, Kepulauan Riau dinilai adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, banyak disalahartikan orang. Oleh karena itu Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu mengundang langsung Beliadi selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menjelaskan hal itu.
Didampingi Harwendo Adityo Dewanto, Beliadi mendapat penjelasan langsung terkait pembukaan pabrik hilirisasi timah milik Hashim Djojohadikusumo di Batam.
Diketahui, Hasyim Djojohadikusumo melalui Arsari Grup juga memiliki bisnis pertambangan timah di Babel lewat PT MSP (Mitra Stania Prima).
”Jadi penjelasan yang saya dapat seperti ini, yang pertama, Bapak Hashim itu sudah sejak 4 tahun lalu ingin yang membuka pabrik hilirisasi timah di Babel, tapi terkendala karena kita tidak punya kawasan industri, tidak punya pelabuhan yang memadai, listrik yang cukup dan infrastruktur yang memadai serta pertimbangan-pertimbangan bisnis strategis yang memadai untuk membuka suatu industri di Babel,” jelas Beliadi kepada Babel Pos, Senin (27/01/2025).
BACA JUGA:Di UI, BPJ Tegaskan Hilirisasi Mineral Harus Menuju Industrialisasi
BACA JUGA:Hilirisasi Bagus, Eksport Mentah Stop. Tembaga dan Timah Susul Nikel
Setelah 3 tahun menunggu, permintaan dunia ternyata tidak bisa ditunda-tunda, karena pasar bisa direbut negara lain, sehingga harus bergerak cepat menyesuaikan dengan permintaan pasar.
“Lalu diputuskan pak Hashim membuka hilirisasi timah di Batam. Dengan pertimbangan yang pertama, di Batam itu infrastrukturnya semuanya lengkap. Dari pelabuhannya, kawasan industrinya, listrik, dan infrastruktur lain sudah lengkap.
Ia juga menyebutkan bahwa di Batam merupakan kawasan industri yang sudah banyak pabrik yang memakai produk hilirisasi timah. "Sehingga suplai dalam negeri mudah dekat karena pabrik ada di Batam dan sekitarnya. Dan untuk suplai keluar negeri secara ekspor juga mudah karena mereka memiliki pelabuhan yang bertaraf internasional," papar Beliadi.
Selanjutnya, di Batam itu juga dekat dengan Kepulauan Riau yang salah satu pulaunya menjadi penghasil timah. "Pabrik milik beliau (Hasyim) ini juga membeli bahan baku balok timah dari salah satu smelter di sana, nama smelternya PT Cipta Persada Mulia (CPM) di daerah Dabo Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga dan sudah kontrak, bahkan sebenarnya belum ada rencana suplai balok timah dari Babel. Smelter ini lah yang akan menyuplai bahan baku ke smelter hilirisasi yang dibuka di Batam milik Ansari grup ini. Mungkin kedepan juga akan ada suplai dari Babel juga ke pabrik yang di Batam," beber politisi Gerindra dari Belitung ini.
Selain itu, pabrik milik Ansari Grup ini juga akan membeli balok timah dari luar negeri untuk produksi hilirisasi.
“Jadi misalkan begini, pada waktu kita mengirim produk hilirisasi timah ke luar negeri, kita di waktu tertentu kita juga bisa impor timah balok dari Filipina, dari Brazil, Myanmar, Cina dan negara-negara penghasil timah lainnya."
"Jadi pertimbangannya itu juga, jadi pabrik ini selain dari bisa jual produk dari hasil hilirisasi, dia juga beli bahan baku dari negara-negara lainnya, yang menjadi penghasil timah," tambahnya.
BACA JUGA: BPJ: Soal Hilirisasi, Timah Sudah Terdepan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: