Paparan Cahaya Terang Saat Malam Hari Tingkatkan Risiko Diabetes
Ilustrasi paparan cahaya malam hari.--Foto: ist
BABELPOS.ID - Seseorang yang sering terkena paparan cahaya terang seperti dari gawai di malam hari, dapat berisiko lebih tinggi terkena penyakit diabetes tipe 2 menurut sebuah penelitian terbaru.
Dilaporkan oleh Medical Daily pada Sabtu (29/6), melalui sebuah penelitian yang melibatkan sebanyak 85 ribu orang dewasa sehat tanpa diabetes, peneliti dari Universitas Flinders Australia menemukan bahwa paparan cahaya antara pukul 00.30 dini hari dan 06.00 pagi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes sebesar 67 persen.
Lewat jurnal The Lancet Regional Health, para peneliti juga menuliskan bahwa risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada orang yang terpapar cahaya malam yang lebih terang dan pada orang yang terpapar pola cahaya yang dapat mengganggu ritme sirkadian.
“Menghindari cahaya di malam hari dapat menjadi rekomendasi sederhana dan hemat biaya yang dapat mengurangi risiko diabetes, bahkan dalam kondisi yang buruk, mereka yang memiliki risiko genetik tinggi,” tulis para peneliti.
BACA JUGA:Rekomendasi Makanan untuk Perempuan Usia 40 ke Atas
BACA JUGA:Batasi Kafein untuk Tidur Berkualitas
Peneliti melanjutkan paparan cahaya yang ditangkap melalui perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan dan berisi sensor cahaya fotodioda silikon dengan panjang gelombang sensitivitas puncak 560 nm.
“Paparan cahaya malam dan risiko genetik ditemukan menjadi faktor risiko independen untuk mengembangkan diabetes tipe 2,” kata peneliti.
Lebih lanjut saat dihubungkan dengan terganggunya ritme sirkadian tubuh yang dapat mengganggu beberapa fungsi tubuh, mereka turut menemukan bahwa paparan cahaya menyebabkan perubahan sekresi insulin dan metabolisme glukosa.
“Perubahan sekresi insulin dan metabolisme glukosa yang disebabkan oleh ritme sirkadian yang terganggu memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perkembangan. diabetes tipe 2,” kata penulis senior Andrew Philips.
BACA JUGA:Benarkah Daging Kambing Tingkatkan Risiko Hipertensi? Ini Kata Ahli
BACA JUGA:Converse Siapkan Run Star Trainer, Sepatu Keren untuk Sehari-hari
Walaupun para peneliti menemukan sejumlah hal penting tersebut, namun mereka mengklaim bahwa penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan tertentu seperti tidak dapat mengeksplorasi dampak waktu makan karena kurangnya data pola makan sementara.
Waktu makan juga dinilai dapat memengaruhi ritme sirkadian manusia, memengaruhi toleransi glukosa dan kadar lemak tubuh, serta berpotensi memengaruhi hubungan antara paparan cahaya, gangguan sirkadian, dan diabetes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: antara