Tingkatkan Literasi Syariah, BSI Ajak Mahasiswa Jadikan Bank Syariah Sebagai Pilihan di Dunia Kerja
Direktur Utama BSI Hery Gunardi pada sesi INSPITALK di depan ratusan mahasiswa UGM pada acara Sharia Financial Literacy: Young, Blessed & Free yang berlangsung di Grha Sabha Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Kamis (19/10)--
YOGYAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus berupaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah di dalam negeri. Karena itu, BSI berharap anak-anak muda, khususnya mahasiswa, dapat menjadikan bank syariah sebagai salah satu referensi utama saat mereka masuk dunia kerja.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan anak muda merupakan calon pemimpin masa depan yang bisa membawa perbankan syariah dalam negeri menjadi lebih baik di tahun-tahun yang akan datang. Apalagi, menurut Hery, bekerja di bank syariah merupakan kerja untuk dunia dan akhirat.
“Bekerja di bank syariah itu kerja dunia akhirat. Contohnya setiap tahun kita dapat laba. Nah dari laba itu 2,5% dipotong untuk zakat, jadi bersih labanya. Zakat nanti dipakai untuk membantu masyarakat lagi. Selain itu, kerja di BSI juga membantu work-life balance para pegawai, karena kita ada yang namanya BSI Club, yang di dalamnya ada kegiatan olahraga, kesenian, dan keagamaan. Jadi work-life balance sangat dijaga,” kata Hery.
Hery menyampaikan hal tersebut dalam acara Sharia Financial Literation ‘Young, Blessed, Free’, yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Dirinya juga menyinggung soal mengapa perbankan syariah saat ini masih belum menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Hery menyebut salah satu alasannya adalah masih rendahnya tingkat literasi perbankan syariah. Padahal, lanjut Hery, perbankan syariah memiliki banyak hal positif, seperti tidak adanya bunga, tidak berinvestasi pada hal-hal yang haram dan bersifat spekulatif, dan berbasis pada underlying transaction.
“Karenanya, BSI berharap mahasiswa bisa menjadi agen-agen perubahan yang dapat membawa perbankan syariah menjadi lebih baik di masa depan,” ucapnya.
Hery memaparkan, BSI setiap tahunnya menerima puluhan fresh graduate yang ingin bergabung dalam program Officer Development Program (ODP). Sejak berdiri pada 1 Februari 2021, sudah ada 312 orang yang masuk dalam ODP BSI. Hery menuturkan, saat awal berdiri, BSI membutuhkan 50 orang untuk menjadi karyawan baru. Tanpa iklan di media dan hanya bermodalkan sosial media, ternyata ada 20 ribu anak muda yang mendaftar.
“BSI datang ke kampus untuk mengundang anak muda dan ingin menggugah kalau sudah lulus, nanti kerja di BSI. Kita menerima puluhan ODP tiap tahunnya dan 40 % karyawan BSI adalah anak muda. ODP adalah salah satu cara kita untuk membentuk pemimpin masa depan. Kita butuh anak muda untuk mengisi posisi-posisi yang ada di BSI,” papar Hery.
Dirinya mengungkapkan bila saat ini BSI sudah berkolaborasi dengan universitas-universitas di dalam dan luar negeri serta memberikan beasiswa untuk mengembangkan kapasitas dan kapabilitas para pegawai.
“Perjalanan BSI masih panjang. BSI harus punya effort, creativity, dan inovasi untuk bisa terus maju dan memberi kontribusi positif untuk membangun Indonesia dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia memberikan apresiasi kepada BSI yang memberikan literasi keuangan yang baik kepada para mahasiswa. Hal ini karena di era digital seperti sekarang salah satu kesulitan dari mahasiswa adalah bagaimana cara mengelola keuangan dengan bijak.
“Universitas sebagai tempat belajar bukan hanya ilmu tapi juga survive dan me-management keuangan yang lebih baik. Tren mudahnya mengajukan pinjaman online saat ini telah banyak membelit anak-anak bangsa kita, khususnya generasi muda pada hal-hal yang tidak diinginkan. Kami memberikan apresiasi pada BSI yang memberikan literasi keuangan yang baik dan memberi wawasan pada kita bagaimana mengelola keuangan lebih bijak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: