Pecak Lampen
Ahmadi Sofyan - Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya-babelpos.id-
Bahkan semakin kurang ajarnya, kita seringkali melupakan orang-orang yang pernah berjasa di kampung kita masing-masing, terutama orangtua kita yang walaupun mereka tak pernah menempuh pendidikan tinggi seperti kita saat ini. Mereka tidak meminta untuk diingat dan diberikan penghargaan, tapi kewajiban kitalah yang masih ingusan dan belum bernilai apa-apa ini untuk mengingat jasa kebaikan mereka dengan cara PEDULI. “Dak usah belagak” (nggak usah sombong/omong besar) bahwa kita bisa seperti sekarang ini tak lepas dari sejarah atau peran para orangtua terdahulu. Tidak ada orang di dunia ini meraih sukses karena dirinya sendiri dan tak akan ada kesuksesan hakiki tanpa keberkahan dengan diraih melalui kepedulian (berbuat baik).
Akhirnya, kepada sahabat tadi, saya mengajak yang intinya mengajak diri saya sendiri karena saya pun ingin dan sangat berharap bertemu dengan keberkahan hidup: “Bukan Allah yang menjauhkan keberkahan dari kita, tapi ternyata kita yang menjauhkan diri dari keberkahan Allah. Mari kita berhenti sombong, guna memulai meraih lapisan keberkahan dengan rasa syukur dan berusaha bisa bermanfaat bagi orang lain. Shodaqoh itu tidak harus dengan harta, tapi juga bisa dengan kepedulian. Mulailah dengan peduli dan menghormati orangtua, guru, ulama dan orang-orang yang berjasa terhadap negeri ini, jangan jadikan mereka bagaikan pecak lampen! Jika tidak, bersiaplah beberapa tahun kedepan oleh anak-anak kita dan generasi berikutnya, juga akan menjadikan kita Pecak Lampen….”
Salam Pecak Lampen!!(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: