Belajar Otodidak, Mitra Binaan PT Timah Tbk Ini Sukses Kembangkan Usaha Bengkel Las
Bengkel Las Joko Binaan PT Timah Tbk di Desa Penyak.-Agus-
BABELPOS.ID, KOBA - Joko Sumarno (45) dinilai sukses mengembangkan usaha bengkel las. Padahal usaha yang digelutinya berawal dari sebuah ide yang tidak disengaja saat melihat peralatan las ayahnya yang sudah tidak terpakai di rumah.
Joko menuturkan, usaha bengkel las ini ia mulai sejak delapan tahun lalu. Ia yang saat itu memiliki pekerjaan menetap, terpikir untuk menggunakan peralatan las milik ayahnya.
“Awalnya saya tidak punya pekerjaan tetap, kebetulan di rumah ada mesin las milik orang tua saya yang tidak pernah dipakai. Lalu terlintas pikiran untuk membuka usaha bengkel las,” ujarnya, Jumat (4/8/2023).
BACA JUGA:Hadir di Desa Kimak, Mobil Sehat PT Timah Tbk Berikan Layanan Kesehatan Gratis Bagi Masyarakat
Tidak memiliki pengalaman dalam ilmu las tidak lantas membuat Joko menyerah. Sekitar dua minggu dalam sebulan Joko otodidak mengunjungi bengkel las temannya untuk belajar teknik las.
Setiap kali mendapat sesuatu yang baru, ia mempraktekkannya di rumah dengan menggunakan peralatan las milik ayahnya. Usahanya pun membuahkan hasil, semakin hari kemampuannya dalam mengelas semakin meningkat dan akhirnya memberanikan diri membuka bengkel las di desa Menyak, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah.
BACA JUGA:Peringati HUT ke-47 Perusahaan, PT Timah Tbk Gelar Pekan Sehat di Empat Wilayah
“Awalnya saya biasa mengunjungi bengkel teman saya, untuk melihat bagaimana dia menggunakan. Kadang-kadang mereka juga bertanya tentang metode atau teknik pengelasan. Hampir setiap hari saya mencoba berlatih di rumah. Hal seperti ini sudah saya lakukan kurang lebih setengah bulan, tanpa berpikir dua kali, saya langsung membuka bengkel sendiri," ujar Joko.
Sejak saat itu, Joko mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnis. Dengan suka duka ia lalui dan berkat pinjaman modal dari PT Timah Tbk, usahanya kini semakin dikenal masyarakat luas.
“Alhamdulillah, saya sudah delapan tahun menggeluti bisnis ini. Selama delapan tahun ini banyak lika-liku, yang paling umum adalah harga bahan baku yang sering naik turun, belum lagi saat barang kosong, harga itu bisa melambung tinggi," ujarnya.
Dia bahkan bisa meminta karyawan untuk membantunya dalam mengerjakan pesanan konsumen.
“Sedangkan pesanan seperti musiman, ketika harga timah bagus, banyak yang datang ke bengkel. Karena pelanggan saya mayoritas penambang. Tapi kalau harga timah lebih rendah, otomatis bisnis kami juga akan sepi,” ujarnya.
BACA JUGA:PT Timah Tbk Berpartisipasi Dukung Perayaan 1445 Muharram Hijriah di Bangka Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: