Dosen Muda UBB Turun Teliti Persoalan Stunting

Dosen Muda UBB Turun Teliti Persoalan Stunting

Tim Dosen UBB yang melakukan penelitian stunting.-Julian -

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bangka Belitung (UBB) memberikan kesempatan kepada dosen-dosen muda untuk mengembangkan keilmuannya melalui berbagai penelitian.

Salah satunya penelitian mengenai resiko stunting pada balita di Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah. Para dosen muda ini menilai, permasalahan stunting yang terjadi di Indonesia bukan hanya menjadi perhatian kementerian atau dinas-dinas terkait, tetapi juga menjadi perhatian para akademisi.

BACA JUGA:Bapanas Bawa Angin Segar untuk Permasalahan Stunting di Kep. Babel

Program penelitian dosen muda ini dilaksanakan pada 3-4 Juli 2023. Tim peneliti dosen muda dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yakni Hidayati, S.Pd., M.Si dan Ririn Septia, M.I.Kom beserta mahasiswa melakukan koordinasi dengan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka Tengah, Zulyan, S.KM., M.Kes.

"Pertemuan itu membahas terkait program pencegahan dan intervensi dalam penanganan stunting di Bangka Tengah," jelas Ketua Tim, Hidayati kepada Babel Pos, Rabu (5/7).

BACA JUGA:Gerakan Penurunan Angka Stunting Sasar Kalangan Remaja

Hidayati menambahkan, selain koordinasi dengan dinas kesehatan, tim peneliti dosen muda UBB juga melakukan koordinasi dengan Ahli Gizi Posyandu Sungaiselan, Irsan, A.M.G, Rena selaku kader Posyandu Belimbing 1 dan Rika Wati, selaku kader Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Sungai Selan.

"Dalam kegiatan koordinasi tersebut, diterangkan berbagai macam program pencegahan dan intervensi penanganan stunting yang telah dilaksanakan di Kelurahan Sungai Selan, termasuk di kecamatan Sungai Selan," ungkapnya.

BACA JUGA:Pelajar Harus Bisa Menjadi Duta Pengentas Stunting

Upaya pencegahan yang telah dilakukan antara lain, pencegahan yang dimulai sejak remaja, yaitu pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri yang melibatkan pihak sekolah maupun masyarakat. Kemudian pemberian penyuluhan bagi calon pengantin yang melibatkan KUA dan puskesmas. Pemeriksaan, konsultasi dan kelas ibu hamil bagi ibu-ibu hamil.

"Lalu ada pemeriksaan dan pemantauan pasca melahirkan bagi ibu dan bayi pada sepuluh hari kelahiran (SHK) oleh bidan desa. Pemberian jaminan kesehatan bagi semua masyarakat, kegiatan posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita setiap bulan," ulas Hidayati.

BACA JUGA:Angka Stunting di Bangka Tengah Tembus 21 Persen, Pemkab Gelar Remuk Stunting

Sementara upaya intervensi yang telah dilakukan oleh dinas terkait dalam menangani stunting antara lain pemeriksaan kesehatan oleh tim pakar yang terdiri dari para dokter spesialis dan ahli gizi, kegiatan konseling gizi bagi orangtua balita, pemberian makanan tambahan gizi hingga pelatihan inovasi pembuatan makanan tambahan bagi masyarakat.

"Ada juga kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak stunting," imbuhnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: