Strategi Pendidik Dalam Memudahkan Siswa Memahami Pembelajaran Administrasi Pajak

Strategi Pendidik Dalam Memudahkan Siswa Memahami Pembelajaran Administrasi Pajak

Yulizar --Ist

Oleh: Yulizar S.PD

Guru SMK Negeri 1 Sungailiat

BABELPOS.ID- Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Masalah dalam pendidikan telah mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah seperti tertuang dalam Tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya Pemerintah yang bertanggungjawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa.

Melalui kegiatan pembelajaran, guru akan menyampaikan bahasan-bahasan yang harus dikuasai oleh peserta didik, oleh karena itu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu proses yang kompleks dikarenakan kegiatan pembelajaran melibatkan berbagai aspek yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya misalnya pokok bahasan dan peserta didik karena keduanya memilki hubungan yang erat dalam kesuksesan pembelajaran.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertugas dalam pembentukan dan pembekalan peserta didik agar siap bekerja dalam segala bidang. Para peserta didik dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kompetensi program keahlian mereka. Untuk itu kualitas kegiatan belajar mengajar harus ditingkatkan, baik dari kualitas sarana maupun prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Di jenjang SMK program Akuntansi Keuangan lembaga terdapat berbagai macam mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa, salah satunya adalah mata pelajaran Administrasi Pajak. Dalam menempuh pelajaran ini, siswa berpendapat bahwa pelajaran Administrasi Pajak membutuhkan pemahaman yang mendalam dengan banyak melakukan latihan-latihan khususnya dalam hal perhitungannya serta harus dapat ditunjukkan dalam praktik yang nyata.

Materi dalam mata pelajaran Administrasi Pajak yang seringkali dianggap sulit oleh para siswa, sehingga untuk mengatasi kesulitan tersebut diperlukan pengembangan bahan ajar yang menarik dan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi. Bahan ajar yang perlu dikembangkan yakni berupa modul berbasis kontekstual, dimana materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Irham M dan Wiyani N.A (2013:260), dimana terdapat berbagai perilaku dan karakteristik peserta didik yang dijumpai oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yakni: “Ada siswa yang sangat aktif, rajin mencatat dan mengerjakan tugas, sering bertanya, dan sebagainya. Namun, guru juga kadang menemui siswa yang sangat pasif, tidak pernah mengumpulkan tugas, dan membolos serta bentuk perilaku lainnya seperti diam saja ketika ditanya oleh guru dan nilainya selalu rendah”.

Kesulitan belajar pada dasarnya merupakan sutu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, dalam berbagai manivestasi tingkah laku, baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses belajar tidak lepas dari hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa itu sendiri. Kesulitan belajar siswa akan berdampak terhadap prestasi belajar siswa karena untuk memperoleh prestasi yang baik dapat diperoleh dari perlakuan belajar di sekolah maupun diluar sekolah dan atas ketentuan serta usaha siswa dalam belajar.

Hal ini juga terjadi dalam belajar Administrasi Pajak, oleh karena itu penting dijadikan masukan bagi guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar di kelas untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Pajak. Dari penelitian yang dilakukan oleh Pusparani (2013), dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar seseorang berpengaruh pada tingkat kecerdasan emosional. Kesulitan belajar ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atas bahan yang dipelajari berupa pemahaman, kurangnya minat belajar terhadap mata pelajaran, rendahnya daya konsentrasi saat mengikuti pelajaran, dan metode mengajar guru yang kurang menarik atau monoton.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pembelajaran Administrasi Pajak, yakni:

1. Faktor Internal siswa, meliputi: gangguan psiko-fisik siswa yakni: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Faktor internal yang menyebabkan siswa kesulitan memahami pembelajaran Administrasi Pajak diantaranya minat belajar siswa yang minim dan kemampuan belajar siswa rendah.

2. Faktor ekstrenal siswa, meliputi: semua situasi dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi: lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Guru harus mampu memberikan semua kebutuhan siswa untuk menunjang pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa program Akuntansi Keuangan lembaga SMK Negeri 1 Sungailiat yakni siswa mengaggap bahwa pembelajaran Administrasi Pajak sangat monoton dan terlalu banyak mencatat serta sulit mengkomunikasikan kembali pengetahuan yang telah mereka peroleh selama mengikuti pelajaran tersebut. Bahkan siswa merasa kesulitan belajar tertentu dalam proses belajar dan mengaktualisasikan pengetahuan Administrasi Pajak. Kesulitan siswa dalam menguasai materi Administrasi Pajak ini juga dapat terlihat dari rendahnya nilai rata-rata hasil belajar administrasi pajak. Salah satu faktor yang mungkin sangat mempengaruhi hasil belajar ini adalah model pembelajaran administrasi pajak yang selama ini di gunakan oleh guru dalam penyampaian materi lebih bersifat teoritis dengan metode ceramah dan penyelesaian soal-soal latihan. Jarang sekali diterapkan dalam bentuk pembelajaran dengan metode praktek yang dikaitkan dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya yang dilakukan oleh guru Administrasi Pajak dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa di SMK Negeri 1 Sungailiat adalah sebagai berikut:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), misalnya: merencanakan pembelajaran yang akan diajarkan guru, menjalankan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: