Kurikulum Merdeka dan Urgensi Pemahaman Penilaian Formatif Bagi Guru

Kurikulum Merdeka dan Urgensi Pemahaman Penilaian Formatif Bagi Guru

--

Oleh Fira
Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris,
Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.

    “Dalam kurikulum merdeka, guru diharapkan lebih fokus pada asesmen formatif daripada asesmen sumatif sehingga mereka memahami bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting dari sekedar hasil akhir yang berupa angka”

    Pendidikan merupakan sumber kemajuan suatu bangsa karena dengan pendidikan yang baik maka kualitas sumber daya manusia suatu bangsa dapat meningkat. Proses pendidikan terintegrasi dengan upaya menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas. Di samping itu, sumber daya manusia merupakan aset utama dalam membangun bangsa. Sayangnya, dengan munculnya wabah COVID-19 yang lalu membuat sistem pendidikan di negara ini berubah.     Salah satu yang berubah adalah kurikulum pendidikan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan berupa kurikulum merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran. Dengan kata lain, terdapat kerakter-karakter tertentu yang hilang dalam pembelajaran (learning loss) selama beberapa tahun di masa pandemi yang lalu.
    Dalam kurikulum dan paradigma pendidikan saat ini, asessmen atau penilaian merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Asessmen yang dianjutkan paradigm baru dalam konteks belajar mengajar mengacu pada proses yang guru dan siswa gunakan selama pembelajaran.
    Hal ini untuk memberikan umpan balik serta memodifikasi pembelajaran dan pengajaran yang sedang berlangsung dengan cara meningkatkan pencapaian siswa dari hasil pembelajaran yang diinginkan. Singkatnya, penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan seseorang.
    Oleh karena itu jika mengacu pada paradigma saat ini dimana kurikulum merdeka merupakan hal baru dalam dunia pendidikan, maka penilian formatif, atau penilaian selama proses pembelajaran lebih dianjurkan. Hal ini didukung oleh pernyataan Puspendik Kemdikbud yang menyatakan bahwa penilaian kurikulum mandiri menekankan praktik pembelajaran yang berpusat pada siswa. 
    Selain itu, perubahan paradigma pembelajaran harus dibarengi dengan perubahan paradigma penilaian yang digunakan oleh pendidik agar menjadi satuan pembelajaran yang baik. Secara lebih terperinci, kurikulum merdeka adalah kurikulum yang menggunakan pembelajaran yang beragam di berbagai konten pembelajaran, yang memungkinkan siswa memiliki cukup waktu untuk mengeksplorasi konsep dan memperkuat kompetensi.
    Selama proses pembelajaran, guru dapat secara fleksibel memilih berbagai alat pengajaran agar pembelajaran menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat belajar siswa. Sehingga, proses penilaian atau asesmen juga akan secara tidak langsung harus menyesuaikan.
    Dengan demikian, asessmen dalam kurikulum merdeka sangat penting untuk mengetahui pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran serta dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi proses pembelajaran.     Asesmen formatif yang dilakukan dalam proses pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa secara langsung untuk memperbaiki dan mengembangkan keterampilannya lebih lanjut dalam proses pembelajaran. Namun demikian, bukan berarti asesmen sumatif ditiadakan.
    Dalam berbagai hal, asesmen sumatif juga menjadi penting untuk mengukur pencapaian akhir. Berikut ini merupakan penjelasan yang lebih terperinci terkait kedua asesmen tersebut.
    Asessmen formatif adalah penilaian yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk memantau kemajuan belajarnya selama kegiatan pembelajaran berlangsung guna menyempurnakan program pembelajaran, mengidentifikasi kesenjangan, dan melakukan perbaikan.
    Proses penilaian formatif dilakukan untuk menemukan dan menginterpretasikan bukti-bukti yang digunakan oleh siswa dan guru untuk menentukan tingkat belajar siswa dan strategi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara tepat. Sedangkan penilaian sumatif merupakan penilaian rutin, biasanya pada akhir periode waktu atau satuan waktu tertentu.
    Sementara itu, asesmen sumatif memungkinkan guru untuk memahami tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu seperti ujian tengah semester. Penilaian ini dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran. Asesmen sumatif juga dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak siswa mengetahui atau telah berkembang tentang suatu topik tertentu. Penilaian ini biasanya memberikan skor atau angka yang digunakan untuk menentukan kinerja siswa.
    Namun demikian, keberhasilan dalam menggunakan asesmen formatif dan asesmen sumatif sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengorganisasikan proses pembelajaran. Adapun konsep asesmen formatif dan sumatif adalah sebagai berikut;

1. Penilaian formatif
    Pertama, metode asesmen digunakan untuk menilai kemajuan pemahaman, kebutuhan belajar dan kemajuan akademik siswa dalam proses pembelajaran. Kedua, penilaian formatif memantau pembelajaran siswa dan memberikan umpan balik yang teratur dan berkelanjutan.
    Ketiga bagi siswa, penilaian formatif membantu mereka mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu dikembangkan. Kemudian keempat bagi guru dan sekolah, peran penilaian formatif adalah memberikan informasi tentang tantangan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran berbasis proyek sehingga dukungan yang memadai dapat diberikan.

2. Asesmen Sumatif
    Pertama etode penilaian dilakukan pada akhir pembelajaran. Kedua penilaian sumatif seringkali sangat penting karena mempengaruhi nilai akhir siswa, sehingga siswa sering mendahulukannya sebelum asesmen formatif.
    Kemudian ketiga umpan balik dari penilaian hasil asesmen ini dapat digunakan untuk mengukur kemajuan siswa dan membimbing guru dan sekolah dalam merencanakan kegiatan untuk proyek mendatang.
    Dengan demikian, siswa dan guru diharapkan mampu mewujudkan tujuan tersebut secara konkrit dan berkembang menjadi budaya sekolah. Hal ini merupakan potret terutama bagi guru, sekolah dan pemerintah untuk mendapatkan gambaran pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan implementasinya pada tingkat satuan pendidikan. Pada dasarnya penilaian merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari alur pembelajaran.     Dengan kata lain, sebagai satu kesatuan yang terintegrasi, asesmen memiliki peran yang sangat strategis karena mendorong keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. Namun asesmen yang relevan harus dilakukan dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip penilaian yang baik.
    Dalam hal ini, pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting dari sekedar mendapatkan nilai atau sekedar hasil akhir. Oleh karena itu, peran asesmen harus menjadi fokus penting yang harus dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran yang efektif.
    Untuk itu, pendidik yang melakukan penilaian harus memiliki kemampuan, kemauan, dan komitmen untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya. Bagian penting dari siklus pembelajaran adalah kemampuan guru untuk menggunakan berbagai asesmen untuk menemukan informasi tentang perkembangan siswa dan yang lebih penting menggunakan penilaian sebagai dasar yang tepat untuk memberikan umpan balik yang tepat kepada siswa.
    Dalam kurikulum merdeka, guru diharapkan lebih fokus pada asesmen formatif daripada asesmen sumatif sehingga mereka memahami bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting dari sekedar hasil akhir yang berupa angka. Sebab jika dependensi pada asesmen sumatif maka akan terjadi sedikit umpan balik yang dapat menghambat proses siswa mengalami pengetahuan.(**)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: