Kukuhkan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting di Belitung, Kepala BKKBN Ajak Gotong Royong Turunkan Stunting
-BKKBN Babel-
KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) mangajak seluruh pihak bekerja sama dan gotong royong dalam mempercepat menurunkan prevalensi stunting. Salah satu wujud kerja sama dan gotong royong itu adalah menjadi Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting.
Hal tersebut disampaikan Hasto Wardoyo dalam sambutan pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Rabu (01/03/2023).
"Untuk penanganan stunting di Belitung ini perlu digerakan Forkompinda dan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting itu penting agar tercipta rasa gotong royong juga kolaborasi bersama antara mitra lainnya seperti kerja sama dengan Kemenag dalam mengawal pasutri,” kata Hasto Wardoyo di Gedung Serba Guna Pemkab Belitung.
Gerakan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting merupakan program bantuan yang diberikan donatur sebagai orang tua asuh untuk penanggulangan masalah stunting melalui kegiatan edukasi pola asuh orang tua anak stunting, pemberian makanan tambahan bagi baduta dan balita, serta dukungan dana untuk memenuhi gizi seimbang bagi anak stunting.
Yang dikukuhkan menjadi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting yaitu Bapak Bupati Belitung, H Sahani Saleh, Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie, Danlanud H. A.S Hanandjoeddin, Letkol Nav Rudy Hartono dan Ketua PIA ARDHAYA Garini Cab 11/D.I H. A.S Hanandjoeddin, Ny Ingrid Rudi Hartono.
Selanjutnya Hasto Wardoyo mengatakan BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting dengan angka prevalensi stunting yang harus dicapai 14% pada tahun 2024. Oleh karenanya dengan adanya pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting di Belitung bisa membantu percepatan program BKKBN dalam menanggulangi Stunting di Indonesia khususnya di Kabupaten Belitung.
"Alhamdulillah prevalensi stunting dapat diturunkan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data SSGI, angka prevalensi stunting nasional pada tahun 2019 sebesar 27,7 lalu turun menjadi 24,4 pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 angka prevalensi stunting nasional turun sebanyak 2,80 persen menjadi 21,6," ungkapnya.
Sementara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berdasarkan hasil SSGI berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebanyak 0,1 persen dari sebelumnya 18,6 pada tahun 2021 menjadi 18,5 pada tahun 2022.
"Kami percaya dengan sisa waktu yang tersedia, dengan sinergitas dan kolaborasi yang makin optimal lagi pada tahun ini dan tahun depan, dibarengi do'a kita bersama, Insya Allah kita akan memperoleh hasil yang optimal," harapnya.
Hasto Wardoyo berharap dengan sisa waktu yang ada bisa bisa dijalankan dengan optimal terutama dengan pengukuhan ini bisa mempercepat laju penurunan stunting di Kabupaten Belitung. (rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: