Membaca Potensi Maritim di Bangka Belitung

Membaca Potensi Maritim di Bangka Belitung

Erzaldi Rosman Djohan--

Oleh: Erzaldi Rosman DjohanGubernur Bangka Belitung periode 2017-2022

"DUNIA akan berubah dengan tehnologi,
tetapi tanpa pemimpin yang visioner,
tehnologi pun akan menjadi debu diatas batu" 

(Erzaldi Rosman Djohan)

DALAM sejarah perkembangan negara menuju modernisasi yang berujung pada gerakan revolusi industri adalah bukan kemustahilan---sebab hampir sepertiga negara di dunia mengalami perubahan sosial politik yang diakibatkan oleh gerakan-gerakan perubahan. Struktur ekonomi dunia pun mengalami dinamisasi dalam berbagai sektor. Gerakan pengambilalihan peran dari peran manusia ke peran mesin dan komputer, pada akhirnya memaksa budaya sosial harus berubah sesuai tuntutan kehidupan global.

Globalisasi yang sebagian orang menganggap adalah gerakan “latah” dalam tubuh teori sosial modern ternyata tak terbukti. Justru diskursus post-modernisme (baca ; Jaques Derrida), terus mengalami dialektika ; yakni membincangkan kehidupan manusia masa lalu dan kegagalannya.

Ilustrasi ini sangat pelik dalam membaca sejarah manusia dan efek sosial pembangunan yang dialaminya.  Pertanyaan mendasar adalah “why Nation Fail” sebagaimana yang ditulis oleh Daron Agemoglu dan James A. Robinson---

Mengapa Negara Gagal, 

Bahwa gagalnya negara bukan sebatas karena isu politik, tetapi soal-soal kemiskinan dan kesejahteraan menjadi sesuatu yang urgens dalam perkembangan pembangunan suatu negara. Termasuk etos kerja dan spirit budaya menjadi hal penting yang sangat berpengaruh dalam menggali potensi suatu negara.

Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini terus mengalami perkembangan sebagai suatu negara di berbagai sektor. Dari tahapan-tahapan pembangunan sumber daya manusia hingga pembangunan infrastruktur yang menghubungkan kepentingan manusia yang satu dengan yang lain---dalam terminologi sosiologis di kenal dengan sebutan interkoneksitas sosial. Dan hal ini tidak lagi mengherankan setelah 4.0 sebagai medium untuk membaca perkembangan zaman dari generasi ke generasi termasuk pengaruh tehnologi---merubah kultur serta karakter manusianya.

Sehingga terjadilah yang disebut dengan digitalisasi.  

Sehingga berkaca dalam berbagai pengalaman yang ada, bahwa Indonesia dalam skala dunia cukup di perhitungkan dengan berbagai potensi yang di milikinya. Letak geografis---secara ekonomi politik, Indonesia menjadi sentral bagi dunia untuk mengakses berbagai potensi yang ada. Mulai dari pertambangan, perkebunan, perikanan, dan berbagai sumber daya yang ada menjadikan dunia “melek” terhadap kekayaan Indonesia.

Sebagai penulis, selama ini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal sebagai penghasil timah dan potensi maritim, secara geografis Bangka Belitung berpotensi menjadi pelabuhan transit yang patut diperhitungkan baik skala lokal maupun internasional. Provinsi Bangka Belitung memiliki luas perairan laut 65.301 kilometer persegi, dan panjang garis pantai 1.200 kilometer persegi.  Sehingga sektor Kelautan dan Perikanan dapat berkontribusi lebih optimal bagi perekonomian di Bangka Beitung! "Potensi dari Kelautan capai 500.000 ton pertahun dengan perkiraan nilai ekonominya Rp 2,5 triliun. Potensi investasi yang ada cukup besar untuk budi daya ikan air tawar, payau dan rumput laut.

Bangka Belitung memiliki hasil perikanan yang bervariasi diharapkan menjadi daerah pengekspor hasil kelautan. Dengan demikian Bangka Belitung memiliki peluang wirausaha berkelanjutan yang memberikan income terhadap daerah serta devisa negara sekaligus mampu menyerap peluang tenaga kerja.

Tidak kalah penting, yang menjanjikan sektor perkebunan lada, karet sawit dan olahan kayu.  Bahkan industri kerajinan yang dapat menunjang sektor pariwisata Bangka Belitung yang kini mulai lebih dikenal oleh wisatawan dengan keindahan batu granit raksasa. Bahkan dalam rangka memacu perekonomian nasional sebagai basis pada ekonomi rakyat---Bangka Belitung semakin memacu pada sektor tambak udang vaname yang hingga saat ini kurang lebih 124 pengusaha tambak yang terus berproduksi, dan ini juga memberi efek dengan terbukanya lapangan pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: