Kampung Kelapa di Kelurahan Jelitik Kembangkan Briket dari Tempurung Kelapa Jadi Sumber Ekonomi Baru
--
“Ini juga merupakan salah satu program Pentahelix di Kelurahan Jelitik yang melibatkan akademisi, perusahaan, Pemerintah dan Masyarakat untuk melakukan pengembangan. Kedepannya kita berharap akan baik dan tentunya menimbulkan usaha-usaha baru bagi masyarakat," katanya.
Ia menyebutkan di kawasan ini ada sekitar 20 kepala keluarga yang bekerja sebagai pengepul kelapa. Pengolahannya juga masih dilakukan secara manual
"Itu harus direndam selama 3 bulan, barulah setelah itu di olah dengan cara di pukul-pukul secara manual oleh tenaga manusia untuk mengurai rambut sabutnya," jelasnya.
Ia menyebutkan, potensi pengembangan briket kelapa ini cukup menjanjikan jika bisa dimaksimalkan.
“Dalam satu hari ada sekitar 4000 hingga 8000 kelapa yang dikumpulkan, dan akhirnya ini mengakibatkan limbah. Jadi limbah sabut kelapa disini sudah sangat banyak, akhirnya mereka melakukan pembakran sabut. Yang tentunya ini bisa mengakibatkan polusi udara," jelasnya.
Selain sabut di kawasan ini juga ada pembuatan arang tempurung kelapa, dan dijual selama ini dengan satuan karung.
“Kami sangat optimis kegiatan ini akan berkembang, mengingat kebutuhan briket dan sabut kelapa ini sudah menjadi sebuah kebutuhan dunia.
Harapan kami jika sudah mendapatkan komposisi yang pas dalam pembuatan briket ini, tentu dengan kualitas yang baik, kami akan mencoba untuk mencari pasar, malahan kami juga berniat untuk menuju ke pasar ekspor," katanya.
“Dan alhamdullilah dari pihak PT Timah juga sudah memberikan jalan untuk memasarkan produk kami ini nantinya, Kami berharap PT Timah dapat terus bersinergi dengan memberikan pemnfaatan ke masyarakat, karena program kampung kelapa ini bersifat sustainable,” tandasnya.(pas/rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: