Kampung Kelapa di Kelurahan Jelitik Kembangkan Briket dari Tempurung Kelapa Jadi Sumber Ekonomi Baru

Kampung Kelapa di Kelurahan Jelitik Kembangkan Briket dari Tempurung Kelapa Jadi Sumber Ekonomi Baru

--

Selama menggeluti usaha arang tempurung kelapa, Malik sering kali merasa terintimidasi oleh harga dipasaran. Hal itu menyebabkan Malik mencoba untuk membuat briket dari tempurung kelapa.

“Usaha briket ini baru kami mulai, kami tertarik membuat briket karena selama ini usaha arang tempurung kelapa ini boleh dikatakan secara harga kami terintimidasi, jika dihitung-hitung keuntungannya sangat tipis.

Belum lagi terkadang stok arang kami bertumpuk, karena permintaan pasar sangat minim. Kami biasanya menjual arang tersebut dengan harga 70 ribu, dengan bobot satu karungnya 10 kg," katanya.

Ia menyebutkan, mereka mendapatkan bantuan dari PT Timah Tbk untuk mesin pembuatan dan pencetakan briket. Dimana alat ini dibuat bersama Polman Babel. 

“Produk yang kami hasilkan ini belum kami pasarkan, karena masih dalam tahap uji coba. Selain itu kami juga bersama pihak kelurahan masih terus membuat kajian tentang komposisi briket ini," ujarnya. 

Pihaknya juga sudah mencoba menawarkan produk briket ke beberapa restoran, namun mereka masih belum yakin dengan produk ini, karena belum pernah mencoba menggunakan produk ini.

Tapi ada beberapa restoran yang  mencoba dulu produk mereka untuk membuktikan kualitas produknya. 

Selain mengolah briket, kelompok kampung kelapa juga mengolah limbah sabut dalam usaha kesehariannya.

“Sebelumnya saya usaha jualan kelapa, dari hasil limpah tempurung dan juga kulit kelapa tersebut terkadang hanya menjadi limbah. Dan hanya sebagian kecil dari limbah tersebut yang dapat kami kelola.

Untuk saat ini sabut kelapa kami manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sikat, namun kami hanya sebatas menjual bahan baku saja, tidak sampai ke tahap produksi sikat tersebut," katanya. 

Kedepan, kata dia pihaknya berencana akan mengolah limbah sabut kelapa ini secara maksimal. 

"Alhamdullilah untuk mesinnya pun akan dibantu oleh PT Timah. Dengan begini kami semakin yakin untuk mengolah limbah sabut tersebut, karena selama ini terkadang sabut tersebut jika memang sudah menumpuk kami bakar, dan tentunya kami sadar hal itu dapat berdampak ke polusi udara dari hasil pembakarannya," ujar Malik.

Malik berharap, jika usaha yang dilakukan oleh kelompoknya tersebut dapat perhatian lebih dari PT Timah Tbk.

“Kami juga berharap kedepan, semoga dari pihak PT Timah dapat memberikan kami pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan dan kompetensi kami," harapnya.

Sementara itu,  Lurah Jelitik Ahmad Riyadi mengungkapkan jika kampung kelapa merupakan salah satu program dari Kelurahan Jelitik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: