7 Tanda Tubuh Stres Karena Olahraga Berlebihan, Nomor 6 Sering Salah Dipahami
Komunitas lari Bangka Runners sedang jogging bersama.--Foto: ist
BABELPOS.ID - Lebih banyak tidak selalu lebih baik, terutama berolahraga. Kebanyakan berolahraga apapun justru bisa mendatangkan konsekuensi kesehatan yang berlawanan dengan tujuan awal untuk membuat tubuh lebih kuat.
Eating Well pada 26 Oktober 2025 melansir, terlalu banyak berolahraga dapat membuat tubuh stres dan meningkatkan risiko cedera.
Berikut 7 ttanda yang dapat muncul karena terlalu banyak berolahraga menurut para ahli.
1. Cedera
Ahli diet sekaligus pelatih personal bersertifikat Dawn Lundin mengatakan bahwa latihan olahraga berlebihan meningkatkan tekanan pada tubuh, yang dapat mengakibatkan cedera seperti fraktur stres atau nyeri sendi.
"Cedera merupakan tanda bahwa seseorang berolahraga terlalu banyak, karena hal ini memberi tahu kita bahwa beban latihannya terlalu tinggi atau pemulihannya tidak memadai," kata Lundin.
Cedera juga bisa disebabkan oleh postur tubuh yang tidak tepat atau lonjakan intensitas latihan yang tiba-tiba.
Ketika cedera sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli kebugaran, terapis fisik, atau ahli medis lainnya untuk memastikan penyembuhannya tepat.
2. Sering sakit
Ahli diet olahraga Jennifer O'Donnell-Giles, MS, RDN, CSSD mengatakan bahwa latihan olahraga berlebihan tanpa waktu istirahat dan pemulihan yang cukup dapat mengganggu respons imun dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Menurut dia, latihan olahraga harus selalu diimbangi dengan cukup waktu untuk beristirahat dan melakukan pemulihan. "Ini termasuk hari libur, hari latihan intensitas rendah, dan keseimbangan nutrisi yang tepat," katanya.
BACA JUGA:Kebiasaan Makan Instan, Kurang Gerak dan Begadang Picu Resiko Diabetes
BACA JUGA:Jaga Kesehatan dengan Kembali Konsumsi Makanan Alami
3. Gangguan tidur
Terlalu banyak olahraga dapat memicu gangguan tidur akibat peningkatan kortisol, hormon stres yang terkait langsung dengan ritme sirkadian tubuh.
Menurut hasil penelitian, atlet perempuan yang berolahraga berlebihan memiliki kadar kortisol pagi yang lebih tinggi dan kualitas tidur yang lebih buruk.
Kalau mengalami perubahan pola tidur seiring dengan peningkatan intensitas, frekuensi, atau durasi olahraga, maka ada baiknya mengevaluasi kembali rutinitas latihan.
4. Masalah performa
Tanpa pemulihan yang memadai, tubuh tidak bisa beradaptasi dengan tuntutan fisik olahraga, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan performa.
Kalau tidak melihat peningkatan yang diharapkan dalam daya tahan, kekuatan, atau ukuran performa lainnya, maka sebaiknya tidak terlalu memaksakan diri melanjutkan program peningkatan latihan yang dirancang.
5. Nyeri otot ekstrem
O'Donnell-Giles mengatakan bahwa latihan berat dan olahraga berlebihan dapat menyebabkan nyeri atau rasa sakit ekstrem.
"Seorang atlet mungkin berolahraga terlalu berat jika ia mengalami nyeri otot tertunda yang persisten atau berkepanjangan melebihi 48-72 jam, atau nyeri yang memburuk seiring waktu," katanya.
BACA JUGA:Zat Besi Penting untuk Peningkatan Performa Olahraga
BACA JUGA:Waspada 10 Faktor Penyebab Serangan Jantung
6. Penurunan berat badan tidak sehat
Penurunan berat badan yang terlalu cepat, biasanya lebih dari satu kilogram dalam sepekan, merupakan indikasi bahwa seseorang terlalu banyak berolahraga, terutama jika disertai gejala lain seperti kelelahan, pemulihan lambat, perubahan suasana hati, atau penurunan performa.
Hal ini juga perlu jadi perhatian karena seringkali orang salah memahami penurunan berat badan secara drastis adalah bukti sukses berolahraga.
7. Siklus menstruasi tidak teratur
Pada perempuan, siklus menstruasi yang tidak teratur bisa jadi menandakan kelebihan berolahraga. "Perubahan siklus menstruasi bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan energi, kurangnya asupan bahan bakar untuk mendukung rutinitas latihan, perubahan hormonal, dan sebagainya," kata dietisien dan konselor makan bersertifikat Chloe Giraldi, M.S., RD, LDN.
Karena tingkat kebugaran dan kemampuan orang bervariasi, Lundin mengatakan, penting untuk menerapkan pendekatan individual dalam aktivitas fisik.
Dia menyampaikan bahwa rekomendasi olahraga harus didasarkan pada riwayat olahraga, tujuan, dan waktu yang tersedia dalam jadwal mereka.
Menurut pedoman kesehatan masyarakat, orang dewasa dianjurkan melakukan minimal 150 menit latihan aerobik dengan intensitas sedang per minggu. Jumlah ini dapat dikurangi menjadi 75 menit per minggu jika intensitasnya berat.
Giraldi menjelaskan, aktivitas aerobik sedang meliputi jalan kaki, aerobik air, atau berkebun sedangkan aktivitas aerobik berat antara lain lari, berenang, atau lompat tali.
"Latihan kekuatan juga direkomendasikan setidaknya dua hari per minggu," katanya.
BACA JUGA:Jangan Ragu, Ini 5 Alasan Sepatu Nike Masih Layak Dibeli di 2025!
BACA JUGA:Tips 5 Cara Pakai Parfum agar Harumnya Bertahan Lama
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
