10 Pahlawan Nasional Baru, Ada Presiden Suharto, Gus Dur dan Marsinah
Acara penganugerahan Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh di Istana Negara, Senin (10/11).--Foto: ant
“Di tengah ketidakpastian ekonomi global, publik mencari figur yang dulu berhasil menjaga keteraturan dan kepastian. Makna kepahlawanan Soeharto bukan glorifikasi masa lalu, tapi pengingat bahwa kemajuan ekonomi butuh stabilitas dan perencanaan jangka panjang,” kata dia.
Berbeda dengan Soeharto, Gus Dur dikenang sebagai figur yang mengedepankan kebebasan berpikir dan keberanian moral. Sebagai presiden ke-4, ia membuka ruang demokrasi pascareformasi, memperjuangkan toleransi antaragama, dan memperkuat penghormatan pada hak-hak minoritas.
“Kalau Soeharto melambangkan keteraturan, maka Gus Dur mengajarkan kebebasan dengan tanggung jawab,” kata Trubus.
Sementara itu, Marsinah menjadi simbol keberanian rakyat kecil menegakkan keadilan sosial. Aktivis buruh asal Nganjuk ini dibunuh pada 1993 setelah menuntut hak-hak pekerja di pabrik tempatnya bekerja.
Pengakuan negara terhadapnya sebagai pahlawan nasional menunjukkan bahwa perjuangan keadilan tak selalu datang dari elite, tapi bisa lahir dari rakyat biasa.
“Keberanian Marsinah adalah pengingat bahwa pahlawan tidak selalu berseragam, kadang datang dari suara yang tak didengar,” ujar Trubus.
Menurutnya, penghargaan ini memperluas makna kepahlawanan yakni bukan sekadar perjuangan fisik atau politik, tetapi juga perjuangan moral menegakkan keadilan.
Trubus menyimpulkan ketiga tokoh menonjol itu, yaitu Soeharto, Gus Dur, dan Marsinah, mewakili keseimbangan nilai yang dibutuhkan bangsa. Dari Soeharto tentang stabilitas dan kemandirian, dari Gus Dur tentang kebebasan dan kemanusiaan, dan dari Marsinah tentang keberanian melawan ketidakadilan.
BACA JUGA:Siapa Herman Fu yang Ditangani Satgas PKH & Kejaksaan Dalam Kasus Tambang Ilegal Hutan Lubuk
BACA JUGA:6 Pemancing di Laut Sebagin Disapu Gelombang, 1 Tewas, 1 Hilang
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

