10 Pahlawan Nasional Baru, Ada Presiden Suharto, Gus Dur dan Marsinah
Acara penganugerahan Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh di Istana Negara, Senin (10/11).--Foto: ant
10. Zainal Abidin Syah – Maluku Utara.
Upacara diakhiri dengan penyerahan plakat dan dokumen gelar kepada keluarga ahli waris. Pemerintah berharap penganugerahan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkontribusi bagi bangsa.
Pengumuman ini merupakan yang terbaru setelah penetapan pahlawan nasional pada 8 November 2023 oleh Presiden Ke-7 RI Joko Widodo.
BACA JUGA:Peringati Hari Pahlawan, Bupati Fery Ajak ASN Kerja Nyata
BACA JUGA:Gubernur Hidayat Arsani Ajak Generasi Penerus Teladani Nilai Perjuangan Para Pahlawan
Dari 10 tokoh, 3 nama paling menyedot perhatian publik tahun ini adalah Soeharto, Gus Dur, dan Marsinah. Tiga figur dari zaman dan perjuangan berbeda, namun kini disatukan dalam satu gelar pahlawan nasional.
Soeharto dikenang karena menegakkan stabilitas dan membangun fondasi ekonomi nasional. Gus Dur dihormati karena memperjuangkan kebebasan, kemanusiaan, dan pluralisme. Sementara Marsinah diabadikan sebagai simbol keberanian buruh perempuan dalam menuntut keadilan sosial.
“Ketiganya melambangkan tiga nilai utama yang saling melengkapi: keteraturan, kebebasan, dan keberanian. Bangsa ini membutuhkan keseimbangan antara ketiganya agar tetap kokoh dan maju,” kata pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah.
Ia menilai langkah Presiden Prabowo mengangkat tokoh-tokoh lintas zaman dan latar perjuangan sebagai pahlawan nasional ini merefleksikan cara baru bangsa menghormati sejarahnya secara utuh serta sebagai wujud kedewasaan bangsa.
“Gelar pahlawan nasional tahun ini punya makna mendalam, yakni negara mengakui bahwa kepahlawanan lahir dalam banyak bentuk. Dari stabilitas dan pembangunan, perjuangan untuk kebebasan, hingga keberanian menegakkan keadilan sosial,” ujarnya.
BACA JUGA:DPRD Bangka Dengar Sambutan Perdana Bupati Bangka, Fery Insani Ajak Semua Pihak Kolaborasi
Penganugerahan kepada Soeharto menjadi sorotan paling luas. Survei KedaiKOPI mencatat 80,7 persen responden mendukung Soeharto dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, dengan alasan swasembada pangan (78 persen), pembangunan nasional (77,9 persen), dan stabilitas politik (59,1 persen).
Sementara survei LSI Denny JA menunjukkan Soeharto sebagai presiden paling disukai publik (29 persen), disusul Joko Widodo dan Soekarno.
Trubus menilai, dukungan publik yang tinggi menandakan adanya kerinduan terhadap nilai stabilitas, disiplin, dan efektivitas kepemimpinan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

